FaktualNews.co

Hari Musik Nasional, Musisi Hingga Budayawan Surabaya ‘Nyekar’ di Makam WR Supratman

Event, Sosial Budaya     Dibaca : 812 kali Penulis:
Hari Musik Nasional, Musisi Hingga Budayawan Surabaya ‘Nyekar’ di Makam WR Supratman
FaktualNews/Mokhamad Dhofir/
Teks foto : Arul Lamandau ketika berdoa di Makam WR Supratman saat peringatan hari musik nasional, Rabu (9/3/2022).

SURABAYA, FaktualNews.co – Hari musik nasional jatuh setiap tanggal 9 Maret. Untuk memeringatinya, para musisi asal Kota Surabaya tabur bunga alias ‘nyekar’ di Makam Pahlawan Nasional Wage Rudolf (WR) Supratman di Jalan Kenjeran, Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.

Arul Lamandau (40), seorang musisi kota pahlawan menuturkan, dipilihnya makam WR Supratman sebagai lokasi memperingati hari musik nasional di Kota Surabaya lantaran almarhum merupakan sosok pemusik sekaligus panutan yang muncul di era paling awal. Yakni semasa Bangsa Indonesia sedang gigih berjuang melawan penjajahan.

“Sebenarnya di Kota Surabaya ada beberapa tokoh musik selain WR Supratman, seperti Gombloh. Sama-sama nasional memang, namun mungkin eranya lebih awal mungkin cikal bakal karya WR Supratman sampai jadi lagu nasional,” tutur Arul, Rabu (9/3/2022).

Ia menambahkan, kegiatan nyekar di Makam WR Supratman untuk memperingati hari musik nasional kali ini tidak hanya dilakukan oleh para musisi kota pahlawan, melainkan juga dari lintas komunitas seperti Forum Pamong Kebudayaan serta UPT Taman Budaya Dinas Pariwisata Pemprov Jatim.

Pria asal Pacarkeling ini pun berharap, dengan acara nyekar di makam pahlawan nasional tersebut bisa menjadi momentum mengenang perjuangan WR Supratman dalam merebut kemerdekaan melalui musik.

Selain itu kata dia, aksi yang digagas oleh para seniman ini, diharapkan pula bisa mendorong Pemerintah Kota Surabaya agar lebih peduli atas keberadaan makam sebab lokasi makam saat ini cukup terganggu dengan keberadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

“Karena Pemerintah Kota Surabaya itu sebenarnya kurang memerhatikan, menurut saya seperti itu,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, pemusik yang dikenal cakap bermain biola ini menyebut bahwa musik adalah komponen penting dalam kehidupan. Sehingga menurut dia sudah menjadi keharusan masyarakat senantiasa menjaga kelestariannya. Salah satu dengan memeringati hari musik nasional lewat cara nyekar di Makam WR Supratman.

Tak sekedar melestarikan, menurutnya generasi sekarang juga perlu memelajari pesan yang terkandung pada setiap karya pemusik tanah air yang cukup fenomenal seperti lagu-lagu bikinan Gombloh, Franky dan Chrisye.

“Kalau pemusik jaman dahulu itu ngerti sak durunge winarah, atau mengerti sebelum kejadian itu suatu saat ini apa yang akan terjadi. Jadi mereka membuat karya itu terkadang untuk kehidupan yang akan datang. Setelah musisinya meninggal baru terkuak,” ujarnya.

Ia mencontohkan pada lagu Selamat Pagi Kotaku yang dipopulerkan oleh Gombloh. Pada lagu tersebut tersimpan pesan tentang kondisi Kota Surabaya mulai pagi sampai malam hari. Dimana terdapat berbagai ketimpangan-ketimpangan serta pengharapan doa.

“Lah ini bisa menjadi sebuah inspirasi terus ada doa juga di penutup lagu tersebut agar bisa bersinar merata,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid