Nenek Renta 83 Tahun Warga Jember, Tinggal di Rumah Gedek Bersama Ayam
JEMBER, FaktualNews.co – Nenek tua renta bernama Jani Buari (83) warga Dusun Krajan Barat, Desa Candijati, Kecamatan Arjasa. Sejak tahun 2016 tinggal serumah dengan 20 ekor ayam.
Nenek renta yang akrab dipanggil Mbah Buari itu diketahui lumpuh dan hanya mampu berjalan ngesot. Hal ini karena pernah jatuh dari atas kasur sekitar tahun 2016 lalu.
Mbah Buari tinggal seorang diri sejak ditinggal mati suaminya tahun 2015 lalu. Di rumah gedek (berdinding anyaman bambu), berukuran 4,5 x 4,8 meter persegi.
Untuk mengisi waktu kesendiriannya, Mbah Buari sehari-hari merawat 20 ekor ayam di rumahnya.
Puluhan ekor ayam itupun, menemani dan tidur bersama nenek yang memiliki pendengaran kurang karena faktor usia itu, dalam satu rumah.
“Mbah Buari ini sehari-hari tinggal seorang diri di rumahnya. Dia memiliki 20 ekor ayam, yang tinggal serumah, bahkan tidur bersama dengannya,” kata seorang relawan Maya Cendrawasih kepada sejumlah wartawan, Rabu (9/3/2022).
Maya yang dikonfirmasi saat menjenguk Mbah Buari, mengatakan, meskipun hidup seorang diri, Mbah Juari sebenarnya memiliki 5 orang cucu
“Cucunya laki-laki satu, dan empat perempuan. Yang cowok tinggal di daerah lain dan jauh. Kemudian empat perempuan ini tinggal dekat dengan Mbah Buari. Tapi karena kondisi ekonomi juga terbatas, Mbah Buari tidak ingin merepotkan cucu-cucunya. Jadi memilih hidup seorang diri di rumah,” katanya.
“Tapi setiap harinya, secara bergantian para cucu Mbah Buari ini selalu merawat, dan memandikan neneknya. Mereka perhatian kok,” sambungnya.
Terkait kondisi rumah Mbah Buari, lanjut Maya, tampak kumuh dan kotor. Pasalnya 20 ekor ayam miliknya tinggal serumah dengan Mbah Buari.
“Awalnya ayam itu datang sendiri ke dalam rumah, karena banyak lubang di rumah Mbah Buari. Kemudian ayam-ayam itu malah berkembang biak dan total ada 20 ekor. Merawat ayam itu sejak tahun 2016,” katanya.
“Kotornya rumah Mbah Buari, karena kotoran ayam dan semua barang dalam rumah yang berantakan. Mbah Buari juga dirayu agar mau hidup lebih bersih dan ayamnya dijual. Tapi karena sudah tua ya begitu itu, tapi pelan-pelan dengan relawan dan cucu-cucunya diberikan pengertian,” tandasnya.
Salah seorang cucu Mbah Buari, bernama Bu Dila mengaku malu dengan kondisi yang dialami neneknya. Karena dirinya bersama cucu-cucu yang lain belum bisa memberikan perawatan yang baik bagi neneknya.
“Kami malu sebenarnya, tapi Mbah Buari tidak ingin merepotkan cucu-cucunya. Ingin tinggal sendiri dan ingin mandiri. Tapi tetap bentuk pengabdian dan tanggung jawab sebagai cucu. Kita mandikan dan rawat setiap hari,” ujar Bu Dila saat dikonfirmasi terpisah.
Terkait tinggal serumah dengan 20 ekor ayam, Bu Dila membenarkan hal itu.
“Awalnya masuk ke dalam rumah lewat lubang dinding rumah. Nah sejak itu ayam-ayam itu tinggal dan beranak sampai jadi 20 ekor,” katanya.
“Kita pelan-pelan sudah menasehati agar ayam-ayamnya mau dijual. Agar rumahnya bersih. Tapi Mbah Buari gak mau,” sambungnya.
Namun sejak ada perhatian dari relawan yang datang menjenguk, lanjutnya, Mbah Buari mau dirayu agar ayamnya dijual.
“Ini 10 ekor dijual, sisa 10 ekor lagi, alhamdulillah. Pelan-pelan nanti diberi pengertian lagi. Uangnya nanti untuk biaya perawatan Mbah Buari sehari-hari,” kata Bu Dila dengan logat kental Madura.