KEDIRI,FaktualNews.co – Sejak ditanam pada 25 November 2021 lalu, padi varietas black madras hasil garapan dari Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki, Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren kini dipanen, Jumat, (11/3/2022).
Ketua Poktan Sri Rejeki Khadariyanto mengatakan, padi yang diklaim baru kali pertama ditanam di Kota Kediri tersebut memiliki masa tanam yang relatif lebih singkat.
“Saya juga kaget ternyata masa tanamnya nggak sampek 100 hari, antara 75-80 hari sudah bisa dipanen. Relatif lebih cepat dibandingkan jenis-jenis padi yang lain,” terangnya saat ditemui di sela panen.
Tidak hanya masa tanam yang relatif lebih cepat, penampilan dari padi jenis ini pun juga berbeda dengan yang lainnya.
“Cukup mencolok, seperti yang bisa kita, lihat daun dan batang padinya didominasi oleh warna ungu gelap kehitam-hitaman sesuai dengan namanya, namun untuk bulir padinya tetap berwarna putih,” jelasnya sambil menunjukkan tanaman padinya.
Khadariyanto menambahkan, alasan dirinya bersama anggota Poktan Sri Rejeki menjajal varietas padi itu, karena kandungan gula yang rendah dari varietas padi ini sangat relevan dengan pola perilaku masyarakat yang belakangan ini lebih memilih menu-menu sehat untuk mencukupi asupan nutrisi mereka.
“Padi jenis ini bisa menjadi alternatif bagi yang tidak terlalu suka dengan beras merah yang saat ini sudah beredar di pasaran. Terlebih sangat cocok bagi penderita diabetes pula,” imbuhnya.
Untuk lahan seluas 30 ru (421,95 m2) yang digarap oleh Poktan Sri Rejeki, Khadariyanto menebar benih sebanyak 2 kilogram. Sedangkan per kilogram benih padi varietas black madras ini ia beli dengan harga Rp 50 ribu.
“Saya rasa padi varietas ini cukup menguntungkan untuk ditanam, menimbang dari harga benih, waktu tanam, dan ketahanannya terhadap serangan hama seperti tikus dan wereng,” pungkasnya.
Ditemui di waktu yang sama, Sri Harnanik, koordinator penyuluh pertanian di Kecamatan Pesantren, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh Poktan Sri Rejeki ini juga sekaligus menjadi pilot project sebelum nantinya disosialisasikan ke poktan lain.
“Ini menjadi bagian dari uji coba dari DKPP Kota Kediri guna memastikan apakah padi varietas ini bisa ditanam di Kota Kediri, sekaligus kewaspadaan apa yang harus diperhatikan,” ungkapnya.
“Pada panen pagi ini, kami juga lakukan Ubinan Pengawasan Penggunaan Sarana Pertanian (Swakarsa) untuk mengetahui perbandingan hasil panen dengan padi konvensional yang sudah umum ditanam di Kota Kediri,” terangnya.
Dari hasil penimbangan berdasarakan 2 petak ubinan, petak pertama (sisi selatan) didapatkan hasil panen sebanyak 3,7 kilogram, petak kedua (sisi utara) didapatkan sebanyak 3,9 kilogram dengan rata-rata hasil panen untuk dua petak tersebut adalah 3,8 kilogram.
“Artinya padi varietas ini dapat menghasilkan panen basah sebesar 6080 ton/ha,” kata Nanik.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Kediri Mochammad Ridwan, sangat mendukung upaya pengembangan varietas padi rendah glukosa ini. “Semoga ke depannya masyarakat bisa beralih mengonsumsi beras sehat agar mencapai ketahanan pangan,”ungkap Ridwan.
Pihaknya juga mengimbau kepada para petani untuk mengadopsi pemikiran inovatif dalam berbudidaya padi dengan menggunakan varietas yang tahan hama penyakit.