Kewirausahaan

Warga Blitar Sulap Daun Talas Jadi Tembakau dan Ciptakan Lapangan Pekerjaan

BLITAR, FaktualNews.co – Pandemi Covid-19 nampaknya mampu memaksa orang untuk lebih kreatif lagi. Salah satunya adalah Mohamad Nursalim Warga Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar yang menyulap daun talas menjadi tembakau. Bahkan, dari tembakau daun talas tersebut, dia bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi tetangga sekitar.

Tembakau daun talas hasil kreatif Nursalim, tidak jauh beda dengan tembakau di pasaran. Namun, tentu saja mempunyai keunggulan tersendiri. Selain tidak mengandung nikotin, tembakau daun talas ini juga bagus untuk kesehatan.

Mohamad Nursalim mengatakan, awal mula dia membikin daun talas menjadi tembakau berawal dari pandemi dan susah mencari pekerjaan. Lalu dia melihat medsos ada duan talas digunakan obat obatan. Agar tidak sama dengan di medsos, kemudian dia membuat daun talas menjadi tembakau.

“Ternyata, setelah saya bikin dengan cara manual, sepertinya tembakaunya keringnya lama, akibat agak ketebalan. Namun setelah beberapa hari terus berusaha mencoba, kemudian bisa kering dan ternyata berhasil dan banyak yang merasakan kalau lebih enteng di banding tembakau yang ada nikotinya,” ujar Nursalim.

Dari situlah, dia kemudian mencari daun talas di hutan jati yang dekat dari rumahnya. Kemudian dia langsung membuat tembakau daun talas tersebut dan memasarkan di medsos.

“Untuk saat ini, penjualannya masih pasar lokal dan ke Australia. Awalnya saya memasarkan di medsos, namun ternyata banyak pesanan dari luar negri,” kata Nursalim, Jum’at (11/3/2022).

Nursalim menjelaskan, tidak hanya membuka lapanagan pekerjaan baru di desanya, namun dia juga mengajak teman-temanya untuk mencari daun talas dan dia beli untuk dijadikan tembakau.

“Musim pandemi seperti ini, pekerjaan sulit, apalagi saya buat tembakau daun talas dari awal pandemi saat saya kesusahan mencari pekerjaan. Jadi ya waktu luang itulah timbul membuat tembakau daun talas,” jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini banyak pesanan tembakau daun talas dari Kediri, Jombang, Surabaya bahkan ke Jawa Tengah.

“Harga untuk tembakau daun talas ini tidak jauh berbeda dengan tembakau biasanya. Saya membandrol empat belas ribu samapi tuju belas ribu perkilo,” jelasnya.

Saat ini, sudah ada delapan pekerjanya untuk membuat tembakau daun talas. Mayoritas para pekerja adalah warga sekitar.

“Kesulitan kami ini, kalau musim hujan seperti ini, karena hanya bisa menjembur setengah hari. Pasalnya cuaca yang tidak menentu membuat tembakau agak lama keringnya,” pungkasnya.