FaktualNews.co

Dianggap Keramat, Ini Tujuh Mata Air Panguripan Majapahit di Mojokerto yang Dibawa ke IKN Nusantara 

Peristiwa     Dibaca : 1565 kali Penulis:
Dianggap Keramat, Ini Tujuh Mata Air Panguripan Majapahit di Mojokerto yang Dibawa ke IKN Nusantara 
Pengambilan sumber mata air panguripan Situs Kedaton, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (12/3/2022).

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Tujuh sumber mata air panguripan Majapahit di kawasan Mojokerto diambil untuk dibawa ke Ibu Kota Nasioanal (IKN) Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Tujuh sumber tersebut, yakni, terletak di Situs Siti Inggil, Situs Tribuana Tunggadewi, Situs Hayam Wuruk, Situs Damarwulan, Sumber towo Situs Kubur Panjang, Sumur sakti Gajah Mada, dan Sumur upas candi Kedaton.  Selain mata air, tanah di Sumur Upas Candi Kedaton dan Situs Kumitir juga turut diambil.

Pemilihan tujuh titik mata air yang dianggap keramat tersebut berdasarkan hasil diskusi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama para pakar peneliti Majapahit , tokoh adat, sejahrawan, dan budayawan.

Pengambilan sumber mata air panguripan Majapahit di Situs Kedaton, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, diambil langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parwansa, Sabtu (12/3/2022).

Sebelum mengambil air, Khofifah bersama para budayawan dan tokoh adat melangsungkan prosesi tradisi khusus dan berdoa terlebih dahulu.  Barulah kemudian Khofifah mengambil air dari dalam sumur dan dituangkan ke dalam kendi yang sudah disiapkan.

Setelah prosesi, Khofifah mengatakan, seluruh gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi untuk diletakkan ke IKN Nusantara.

Menurutnya, pengambilan sumber mata air bumi Majapahit tak lepas dari sejarah masa lampau yang masih ada hubungannya dengan nama ‘Nusantara’ yang dijadikan sebagai nama Ibu Kota Nusantara. Tak lain berkaitan dengan kerajaan Majapahit.

“Nusantara dalam refrensi yang saya baca bagian dari sumpah amukti palapa yang diikrarkan oleh Maha Patih Gajah Mada,” kata dia.

Nusantara merupakan bahasa sansekerta yang memiliki arti tersendiri. Nusa berarti “pulau” dan “antara” berarti “lain” atau bisa diartikan sebagai “seberang. Apabila dilihat dari sejarahnya, nusantara mencakup wilayah kepulauan yang ditaklukkan oleh kerajaan Majapahit dengan tujuan mempersatuakan.

Dalam catatan sejarah, sebelum mempersatukan Nusantara, Mahapatih Gajah Mada terlebih dahulu melakukan ikrar atau sumpah yang kemudian dikenal dengan Sumpah Amukti Palapa.

Naskah sumpah termaktub dalam Kakawin Negarakertagama karya Mpu Prapanca. Di dalamnya disebutkan betapa kuatnya ikrar tersebut.

Adapaun bunyi sumpah prapanca, sebagai berikut :

Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap“.

Artinya : Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”.

Mantan Menteri Sosial RI itu berpendapat, didalam Sumpah Amukti palapa terlihat jelas betapa kuatnya tekad Maha Patih Gajahmada untuk mempersatukan Nusantara.

“Di dalam sumpah palapa itu menujukkan betapa kuatanya tekad dari Mahapatih Gajah Mada. Ini sangat luar biasa,” ungkapnya.

Selain itu, di dalam Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular juga menyebut soal Bhineka Tunggal Ika. “Kbhinekaan itu menjadi bagian dari satu kesatuan dan kebenaran tidak boleh mendua,” Sambung Khofifah.

Pengambilan sumber mata air dan tanah ini menjadi bagian dari kontribusi Majapahit terhadap IKN baru. “Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi Jawa Timur karena nama Nusantara yang sudah ditentukan Presiden menjadi nama ibu kota baru nanti, nama itulah yang ada di dalam sumpah palapa Mahapatih Gajahmada,” pungkasnya.

Sementara, sumber mata air pengarupin di lokasi lain diambil oleh tim yang sudah ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jatim.  “Sudah mencari air dari 7 sumber. 7  sumber air itu dari hasil diskusi dari budayawan, sejarawan, pakar dari Kerajaan Majapahit, kemudian ada tokoh adat,” pungkasnya.

Diketahui gubernur di selurah Indonesia aka membawa masing-masing tanah dan sumber mata air dari provinsi masing-masing IKN pada 13 Maret 2022. Kemudian juga ada penanaman pohon khas setiap provinsi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris