MOJOKERTO, FaktualNews.co – Wilayah Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto masih dilanda banjir, meski sungainya telah dilakukan normalisasi.
Banjir menggenangi dua desa di wilayah Kecamatan Kemlagi sejak hari Minggu (13/3/2022). Menyebabkan puluhan rumah dan puluhan hektar area persawahan di Desa Betro dan Desa Watesprojo tersebut terendam.
Hal ini membuktikan normalisasi tidak dapat mengatasi persoalan banjir di wilayah tersebut.
Diketahui, banjir diakibatkan adanya dam yang ambrol di wilayah Kabupaten Nganjuk. Sehingga banjir kiriman dari permasalahan ambrolnya dam ini, masuk ke wilayah Kabupaten Mojokerto tepatnya di Kecamatan Kemlagi melalui kanal irigasi persawahan.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengakui luapan air tidak bisa ditampung saluran irigasi meski telah dilaksanakan normalisi sungai-sungai di sekitar Kemlagi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto.
“Beberapa waktu sebelum terjadi luapan ini, dari PUPR sudah melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengurangi pendangkalan, sudah dilakukan normalisasi di sungai-sungai di sekitar Kemlagi. Tetapi luapan tidak bisa ditampung oleh aliran-aliran sungai dan saluran irigasi yang sudah kita normalisasi,” ungkapnya, Senin (14/3/2022).
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, mengingat banjir kali ini adalah dampak kiriman air dari saluran sungai yang menjadi kewenangan BBWS.
“Kita harus betul-betul menyelesaikan dari titik penyebabnya. Makanya koordinasi cepat segera kita lakukan,” ungkap Ikfina.
Sedikitnya 39 warga yang terdampak banjir di Desa Betro dan Watesprojo. Bahkan gedung sekolah pun ikut terendam. Seingga anak sekolah melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Balai Desa.
Ikfina juga memberikan puluhan paket sembako kepada warga yang terdampak banjir. “Sembako ini kami berikan sebagai bentuk kepedulian kepada warga yang terdampak, masing-masing Desa Betro sebanyak 16 orang dan Desa Watesprojo 23 orang,” pungkasnya.