JOMBANG, FaktualNews.co– Danpak naiknya harga minyak goreng yang semakin mencekik juga merambat pada pelaku usaha di Jombang. Salah satunya penjual cakue dan roti goreng yang terpaksa akan menaikkan harga jual agar dapat bertahan tetap berjualan. Namun risiko terburuknya akan menurunkan omzetnya karena ditingal pelanggan.
Seperti yang dilakukan Teguh Imam (26), penjual cakue dan roti goreng yang berada di Desa Tunggorono, Kabupaten Jombang. Semula dirinya menjual dengan hargai Rp 500 perbiji, dan rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 750 demi selamatkan omset yang mulai menurun.
Teguh mengaku sebagai pelaku usaha yang menggunakan minyak goreng sebagai komposisi wajib untuk menggoreng penganan tersebut. mengaku terdampak dengan kebijakan dicabutnya HET minyak goreng kemasan sejak (16/3/2022).
“Pastinya terdampak soalnya bahan baku kita termasuk minyam goreng, sekarang beli minyak goreng yang dua liternya harga Rp 49 ribu, jadi harus putar otak agar bertahan,” tuturnya,Jumat (18/3/2022).
Untuk mensiasati agar usahanya berjualan cakue dan roti goreng tetap berjalan, maka ia harus terpaksa ambil langkah menaikkan harga meski gambling dengan respons pembeli.
“Ya mau gimana lagi terpaksa naikkan harganya, masa mau mengecilkan ukuran cakue kayaknya kok kurang tepat. Respons pembeli gimana ya belum tahu soalnya gak tahu langsung tapi semoga mereka mengerti alasannya. Omsetnya juga mulai turun hingga 30 persen ini,” ungkapnya.
Saat ini Teguh mengaku pasrah atas naiknya harga minyak goreng yang menembus angka hingga Rp 24 ribu per liter, dan sebisa mungkin lapak berjualan cakue dan roti goreng masih dapat mencukupi kebutuhannya.
Sebagai pelaku usaha dan masyarakat, Teguh berharap harga minyak goreng tidak melambung tinggi dan kembali pada harga yang dapat dijangkau.
“Harapannya yang pasti minyak goreng bisa turun harga seperti kemarin-kemarin. Harga bisa normal lagi, ketersediaan aman biar masyarakat tidak kebingungan soal minyak goreng,” pungkas Teguh.