FaktualNews.co

Minyak Goreng Curah di Jombang Diburu Warga dan Mulai Langka

Ekonomi     Dibaca : 828 kali Penulis:
Minyak Goreng Curah di Jombang Diburu Warga dan Mulai Langka
FaktualNews.co/Diana Kusuma/
Caption : Salah satu penjual minyak goreng curah di Pasar Pon Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Sejak harga minyak goreng kemasan dibandrol mahal, kini minyak goreng curah banyak diburu masyarakat. Bahkan, karena perburuan tersebut, minyak curah mulai terjadi kelangkaan, seperti yang terjadi di tradisional di Jombang.

Salah satu penjual minyak goreng curah di Pasar Pon Jombang, Anik (36) mengatakan bahwa pasokan barang yang kini langka tersendat, bahkan terancam akan kosong stok.

“Kalau minyak goreng curah itu langsung ludes, sementara pasokan tidak lancar. Malahan hari ini di pasar kosong semua,” katanya, Selasa (22/3/2022).

Masih lanjut Anik, dirinya mengaku selalu mendapat kiriman minyak goreng curah hingga 3 kali dalam satu minggu. Namun saat ini, pedagang harus mencari sendiri stok minyak goreng curah.

“Dari distributornya sudah tidak pernah kirim, padahal sebelumnya sampai 3 kali dalam seminggu. Sekarang kalau mau jual harus mencari sendiri,” ungkapanya.

Sewaktu stok masih ada, lanjut Anik, minyak goreng curah tersebut dijual bukan per liter, melainkan per kilogram. Harganya berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram.

“Kalau di sana-sana minyak curah dijual per liter, tetapi kalau di sini per kilogram. Harganya antara Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram,” jelasnya.

Anik melanjutkan, untuk minyak goreng kemasan, stoknya juga terbatas. Pasalnya, harga beli sudah tinggi, sehingga dikhawatirkan tidak mampu menjual ke konsumen.

“Untuk yang kemasan itu harga kulaknya sudah Rp 49 ribu lebih. Itu bagaimana nanti jualnya. Kalau yang sudah punya langganan baru berani, karena seberapapun harganya pasti dibeli,” terangnya.

Sementara itu, pedagang kuliner Batagor di Alun-Alun Jogoroto, Rahayu juga mengatakan hal serupa. Ia mengaku sudah keliling pasar namun tidak mendapatkan minyak goreng curah.

“Saya sudah keliling pasar, tetapi tidak nemu (minyak goreng curah), mungkin karena yang murah ini sehingga banyak yang memburunya, saya ke pasar juga waktunya sudah terlalu siang jadi sudah ludes,” ujarnya.

Saat ini, ia terpaksa berburu minyak goreng curah ke toko-toko yang harganya lebih tinggi dari harga pasar. Agar ia tetap bisa berjualan Batagor setiap harinya. Mengingat kebutuhan minyak goreng sampai 10 hingga 15 liter per harinya.

“Sekarang kita kalau tidak kebagian minyak ya ke toko-toko, tetapi harganya beda dengan pasar. Karena kalau tidak ada mau jualan pakai apa. Untuk kebutuhan minyak setiap harinya sekitar 10 hingga 15 liter,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid