SURABAYA, FaktualNews.co- Setelah lama menempati Tempat Penampungan Sementara (TPS). Akhirnya, pedagang Pasar Turi Kota Surabaya, Senin (21/3/2022) pagi sibuk persiapan kembali berjualan di Pasar Turi Baru.
Bagi sebanyak 157 pedagang di TPS Pasar Turi, hari itu merupakan hari yang ditunggu-tunggu setelah penantian selama 15 tahun. Setelah terjadinya kebakaran Pasar Turi pada 2007, pedagang TPS, akhirnya bisa pindah ke Gedung Pasar Turi Baru.
Armada truk dan mobil bak terbuka (pick up) serta sejenisnya, tampak berjajar rapi di jalan yang tak jauh dari TPS Pasar Turi. Armada truk dan pick up itu disediakan Pemerintah Kota Surabaya, untuk membantu pedagang TPS Pasar Turi memindahkan barang dagangannya ke Pasar Turi Baru.
“Hari ini terakhir, kemarin Sabtu (19/3/2022) dapat surat edaran dari petugas pemkot. Katanya hari ini terakhir pindahan, kemudian dibongkar,” ujar Taufik bin Hawan, salah satu pedagang di TPS Pasar Turi.
Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya sebelumnya telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang TPS Pasar Turi.
Tidak hanya itu, Dinkopdag Surabaya juga memberikan fasilitas angkutan mobil dan 1.000 karung untuk memindahkan barang dagangan ke dalam Pasar Turi Baru pada sejak Jumat (18/3/2022).
Pemindahan barang dagangan tersebut dinilai Taufik terlalu mepet waktunya karena menurut prediksinya, untuk bisa tuntas memindahkan barang itu butuh waktu kurang lebih seminggu. Di sisi lain, ia merasa senang, karena sudah sejak lama dirinya menantikan untuk pindah ke stan Pasar Turi yang baru.
Secara pribadi, Taufik yang juga penjual pakaian safety TNI/Polri menyambut baik upaya pemkot tersebut dan mengaku siap pindah kapanpun karena kondisi di TPS ini sudah memprihatinkan.
Senada dengan Taufik, pedagang lainnya, Kasnan juga menyambut baik relokasi pedagang TPS ke Pasar Turi Baru. Pedagang peralatan dan aksesoris mesin jahit ini merasa terbantu, karena sudah disiapkan alat transportasi Pemkot Surabaya. Bahkan, sebelumnya juga disediakan karung untuk mempermudahnya berkemas.
“Saya dapat stan di low ground Pasar Turi Baru. Jadi hari ini stan yang di TPS sudah harus bersih, tadi dibantu juga Satpol PP dan BPBD. Jujur saya senang bisa pindah ke tempat yang baru, karena di sini (TPS) ketika hujan, banjir, kalau di dalam pasti lebih nyaman,” kata Kasnan.
Setelah para pedagang berkemas dan memindahkan seluruh barang dagangannya, Satpol PP Kota Surabaya bersama jajaran BPBD Surabaya, TNI/Polri membantu melakukan pemindahan.
Para petugas saling bergotong royong bersama para pedagang, memindahkan barang dagangan hingga peralatan seperti, etalase dan rak ke dalam truk yang disediakan.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, setelah seluruh barang dagangan dipindahkan, TPS akan segera dilakukan pembongkaran. Bahkan, ia juga memastikan sudah mengerahkan enam unit alat berat (backhoe) dan 20 unit truk pengangkut barang.
Menurut dia, selain truk digunakan untuk mengangkut barang pedagang, juga digunakan untuk mengangkut material sisa pembongkaran.
Eddy mengatakan, target pembongkaran TPS Pasar Turi bisa selesai dalam sepekan ke depan, karena ada beberapa material permanen yang sulit dirobohkan.
Ia menjelaskan, dalam pembongkaran TPS kali ini, pihaknya menyiagakan pasukan gabungan sebanyak 1.400 personel terdiri dari Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian dan TNI.
Pemindahan pedagang dan pembongkaran TPS Pasar Turi ini bukan berarti tanpa kendala. Eddy menceritakan, sempat ada sedikit masalah yaitu ada sebagian pedagang yang belum menerima kunci stan di Pasar Turi Baru. Namun, masalah ini tidak sampai berkelanjutan dan telah ditemukan titik temu pada Minggu (20/3/2022) sore.
Kini, seluruh pedagang TPS Pasar Turi bisa bernapas lega, karena PT Gala Bumi Perkasa sudah memberikan kunci stan Pasar Turi Baru. Oleh karena itu, ia memastikan pembongkaran TPS Pasar Turi bisa berjalan lancar serta kondusif.
Pasar Turi Baru
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi akhirnya resmi membuka Pasar Turi Baru setelah 15 tahun terbengkalai pascakebakaran tahun 2007. Pembukaan Pasar Turi Baru itu diawali dengan menggelar pengajian dan tasyakuran bersama para pedagang di halaman Pasar Turi Baru, Jalan Pasar Turi, Jepara, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Senin (21/3/2022).
Acara itu dimulai dengan istigasah yang dipimpin Ustadz Aziz Muslim, lalu pengajian K.H. Mas Mansur Tholhah, dan ditutup doa bersama Mas Yusuf bin Mas Muhajir Basyaiban. Selanjutnya, ada pemotongan tumpeng dari Wali Kota Eri yang diberikan kepada salah satu koordinator pedagang Pasar Turi, Syukur.
Prosesi pembukaan Pasar Turi Baru itu juga ditandai dengan pemotongan untaian melati yang didampingi oleh para ulama, pihak PT Gala Bumi Perkasa, dan juga semua koordinator pedagang Pasar Turi Baru.
Bahkan, sebelum pemotongan melati itu, mereka kembali berdoa supaya Pasar Turi Baru itu menjadi berkah bagi semua warga Kota Surabaya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan, bahwa pada Senin itu, para pedagang yang ada di TPS dan namanya masuk ke dalam data Dinkopdag harus masuk semuanya ke gedung Pasar Turi Baru.
Pemindahan barang pedagang itu akan dibantu jajaran Pemkot Surabaya, dan selanjutnya TPS akan dibongkar.
Wali Kota Eri pun mengucapkan terima kasih kepada PT Gala Bumi Perkasa selaku investor dan pengelola Pasar Turi Baru karena sudah mau menampung pedagang lama Pasar Turi semuanya.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam membangun sesuatu harus ada gotong royong dan kekeluargaan. Sehingga yang kaya bisa membantu yang lemah. Bahkan, dalam Islam pun ada infaq dan shodakoh.
Ketika seseorang memiliki kelebihan harta, harus memberikan infaq dan shodakoh, karena sebagian rejeki kaum dhuafa itu dititipkan kepada yang kaya itu.
Hal itu, lanjut dia, sama juga dengan kondisi di Pasar Turi, dimana pedagang yang tidak mampu bisa minta keringanan. Bahkan PT Gala Bumi Perkasa sendiri sudah menyampaikan kalau ada yang meminta keringanan siap dibantu dan pemkot yang mengawalnya.
Selain itu, Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa sesuatu yang baik harus diawali dengan yang baik pula. Makanya dalam pembukaan Pasar Turi Baru ini dimulai dengan doa bersama yang dipandu langsung para kiai dan alim ulama. Ketika sesuatu dimulai dengan doa, maka semuanya akan mendapatkan berkah.
“Saya berharap betul kepada saudara-saudara saya para pedagang, ini momentum kami untuk bangkit, waktunya untuk bangkit. Insya Allah dengan doanya para kiai dan ulama, Pasar Turi ini bisa bangkit lagi, karena doa beliau adalah kekuatan bagi kita semua. Jadi, harapan saya semua pedagang bisa masuk semuanya, setelah itu bisa berjualan dan mendapatkan penghasilan yang lebih layak,” katanya.
Sementara itu, General Manager Pasar Turi Baru, Teddy Supriyadi menyampaikan terima kasih banyak kepada Wali Kota Eri, karena sudah meluangkan waktunya untuk membuka Pasar Turi Baru.
Ia menjelaskan bahwa hari ini adalah momentum relokasi pedagang Pasar Turi, terutama yang ada di TPS untuk pindah ke dalam gedung Pasar Turi Baru.
“Insya Allah komitmen dari semua elemen pedagang bersama-sama berkomitmen untuk mulai masuk dan menata barang dagangannya di Pasar Turi Baru ini. Hingga saat ini sudah banyak yang melakukan serah terima kunci dan sudah bersiap berjualan di dalam Pasar Turi Baru,” katanya.
Salah satu koordinator pedagang Pasar Turi, Syukur yang juga menerima tumpeng langsung dari Wali Kota Eri mengaku tak kuasa menahan tangis bahagianya karena sudah belasan tahun menunggu untuk bisa berjualan lagi di Pasar Turi.
Ia juga memastikan bahwa sudah berkomunikasi dengan para pedagang lainnya untuk segera mengurus perpindahannya ke dalam Pasar Turi Baru karena akan dipermudah pihak PT Gala Bumi Perkasa.
“Semua elemen pedagang sudah komunikasi dengan anggotanya masing-masing, dan alhamdulillah sampai sejauh ini tidak ada yang menolak untuk pindah, karena memang itu yang kami tunggu-tunggu sejak belasan tahun lalu. Makanya saya tadi menangis bahagia, itu tangis rasa syukur saya kepada Allah. Terima kasih Pak Eri dan jajaran pemkot,” katanya.
Sejarah Panjang
Peristiwa kebakaran Pasar Turi pada tahun 2007, menyisakan cerita panjang karena sejak saat itu Pasar Turi seakan menjadi “pasar turu” (tidur). Para pedagang pun tidak bisa berjualan seperti biasanya.
Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Sidharta Praditya Revienda Putra menceritakan sejarah panjang itu. Dia menjelaskan bahwa setelah peristiwa kebakaran tahun 2007 itu, Pemkot Surabaya melaksanakan pembangunan Pasar Turi, khususnya bagi para pedagang Pasar Turi korban kebakaran.
Untuk melaksanakan pembangunan, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan PT. Gala Bumi Perkasa (JO) dengan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Pasar Turi.
Perjanjian kerja sama itu dilaksanakan dengan mekanisme bangun guna serah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Adapun obyek bangun guna serah dalam perjanjian ini adalah tanah seluas 27.519 meter persegi yang merupakan Obyek Sertipikat Hak Pengelolaan No. 00001/Kel. Jepara.
Lebih lanjut diuraikan dalam Surat Ukur yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya atas nama Pemerintah Kota Surabaya.
Pada 10 Oktober 2011, ada berita acara serah terima yang bernomor 644.1/4619/436.6.11/2011. Kemudian pada 28 September 2012, Wali Kota Surabaya mengeluarkan surat tanggapan bernomor 180/5277/436.1.2/2012.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima dan Surat Wali Kota Surabaya tersebut, lalu serah terima obyek dilakukan pada tanggal 13 Februari 2012. Dengan demikian, jangka waktu pembangunan adalah sampai dengan tanggal 13 Februari 2014.
Pada 1 April 2016, Pemkot Surabaya mengajukan gugatan terhadap PT. Gala Bumi Perkasa ke Pengadilan Negeri Surabaya dengan Nomor Perkara 296/Pdt.G/2016/PN.Sby jo. No. 688/Pdt/2017/PT.Sby jo. No. 1819 K/Pdt/2019. Dasar Gugatannya adalah tindakan cidera janji PT. Gala Bumi Perkasa yang menjual stan dengan hak milik atas satuan rumah susun/strata title.
Selanjutnya, proses hukum pun berlangsung dan akhirnya pada 30 Maret 2020, dengan menindaklanjuti Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 1819 K/PDT/2019, PT. Gala Bumi Perkasa mengirim surat kepada Wali Kota Surabaya Nomor 05/DIR/GBP/III/2020 tentang izin operasional para pedagang eks pedagang Pasar Turi, yang pada intinya sepakat untuk mengakhiri persengketaan dengan Pemkot Surabaya.
“Setelah ada perdamaian itu, lalu Pemkot Surabaya meminta bantuan ke Kejaksaan Negeri Surabaya selaku Jaksa Pengacara Negara untuk membantu persoalan Pasar Turi,” kata Sidharta.
Dengan berjalannya waktu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengadakan pertemuan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jaksa Pengacara Negara, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya terkait, Direktur PT Galabumiperkasa, Direktur PT Asia Investment, dan Direktur Lusida Megah Sejahtera.
Pertemuan yang digelar pada 23 Desember 2021 di ruang kerja Wali Kota Eri itu menghasilkan keputusan bahwa Pasar Turi baru harus beroperasi kembali pada tanggal 22 Maret 2022.
Setelah itu, Wali Kota bersama jajaran Pemkot Surabaya fokus mengawal target ini. Bahkan, berbagai langkah dilakukan, mulai dari pendataan dan pengecekan kondisi gedung Pasar Turi Baru hingga menggelar rapat maraton dengan sejumlah pihak.
Terbukti pada 8 Maret 2022, Wali Kota Eri menggelar pertemuan dengan Paguyuban Pedagang Pasar Turi dan PT Gala Bumi Perkasa di ruang sidang Wali Kota Surabaya. Kala itu, berbagai masalah pedagang ditampung dan diselesaikan satu persatu. Pertemuan itu dilanjutkan pada 11 Maret 2022.
Selain di lapangan dilakukan pendampingan dan sosialisasi, pemkot menggelar rapat kembali dengan Paguyuban Pedagang Pasar Turi dan pihak PT Gala Bumi Perkasa pada Minggu (20/3). Rapat yang dipimpin langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Irvan Widyanto itu menghasilkan keputusan bahwa pemberian kunci stan harus dituntaskan pada hari itu juga.
Kemudian pada Senin (21/3/2022) pagi, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka Pasar Turi Baru dengan diawali pengajian dan tasyakuran. Setelah itu TPS yang ada di depan Pasar Turi Baru dibongkar.
Dari semua peristiwa yang ada itu, semoga Pasar Turi yang merupakan pasar kebanggaan warga Surabaya yang sekaligus juga sebagai pasar terbesar di Indonesia Timur kala itu, bisa hidup kembali dan membangkitkan roda perekonomian di Kota Surabaya.