FaktualNews.co

Protes Pupuk Subsidi Langka dan Mahal, Petani Demo Kantor Desa di Jember

Peristiwa     Dibaca : 1076 kali Penulis:
Protes Pupuk Subsidi Langka dan Mahal, Petani Demo Kantor Desa di Jember
FaktualNews.co/hatta
Puluhan petani unjuk rasa di Kantor Desa Harjomulyo, Jember, protes kelangkaan pupuk subsidi.

JEMBER, FaktualNews.co – Puluhan petani asal Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo, Jember, unjuk rasa (unras) ke kantor desa setempat, Kamis (24/3/2022).

Mereka memprotes kelangkaan pupuk subsidi. Kalaupun stok ada, harga jualnya mahal.

Puluhan petani tersebut menduga adanya keterlibatan mafia pupuk subsidi, dan mendesak kepala desa dan perangkatnya untuk bertindak tegas.

Kordinator aksi Ahmad Suryanto mengatakan, unras dilakukan karena petani sering kesusahan karena kebutuhan pupuk bersubsidi tak tercukupi.

“Kalau waktu membutuhkan pupuk, pupuknya langka, jikalaupun ada pasti harganya mahal. Dan jika petani menunggu momen harga yang standar, uangnya petani sudah tidak ada. Kalaupun mau naik ya sesuaikan dengan kemampuan petani,” kata Suryanto di sela aksi, Kamis (24/3/2022).

Suryanto menjelaskan, harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi umumnya di kios Rp225 ribu per sak, dengan ukuran berat 100 Kg.

“Tapi pupuk bersubsidi ini dijual sampai Rp300 ribu. Bahkan bisa lebih. Ini harus jadi perhatian pemerintah. Kita mendesak kades dan perangkatnya untuk bertindak,” tegasnya.

“Jangan sampai kita menduga-duga adanya mafia pupuk di desa kami, hal itu kami tidak inginkan,” sambungnya.

Lebih lanjut Suryanto menyampaikan, pihaknya juga mendesak peremajaan Ketua Kelompok Tani (Poktan) dan pengawasan ketat dari PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).

“Harus ada tindakan tegas dan perhatian. Karena persoalan pupuk subsidi ini menyulitkan kami para petani,” ujarnya.

“Terlebih distribusi pupuk subsidi ini, alurnya dari Distributor, agen, kios, poktan, dan petani,” sambungnya.

Menanggapi keluhan yang disampaikan puluhan petani, Kepala Desa Harjomulyo Kartono mengatakan pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk mengatasi soal pupuk bersubsidi yang dikeluhkan.

“Tadi sudah disampaikan dan menyepakati akan ada langkah-langkah seperti pendataan dan perekrutan ulang petani yang belum masuk ke kelompok tani,” kata Kartono.

Kemudian menanggapi soal naiknya harga pupuk subsidi yang diduga ada tambahan biaya transportasi pengiriman dari kios ke petani, Kartono akan melakukan kroscek.

“Yang disampaikan ada kaitannya pengiriman pupuk dengan kendaraan. Tadi sudah dijelaskan dan nanti akan kita kroscek,” sambungnya.

Menanggapi harga pupuk yang tidak sesuai HET, Kartono mengatakan ada biaya transportasi saat membawa pupuk kepada petani.

“Karena dari kios ke petani itu ada kaitannya dengan kendaraan, dan tadi sudah dijelaskan,” ungkapnya.

Perwakilan PPL Desa Harjomulyo Zaini mengatakan, menanggapi keluhan puluhan petani terlebih dugaan mafia pupuk, pihaknya akan melakukan pembuatan aturan tegas soal AD/ART.

“Nanti untuk setiap poktan harus memiliki aturan atau semacam AD/ART, dan harus ada masa baktinya di dalamnya,” kata Zaini.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah