SURABAYA, FaktualNews.co – Jembatan Ngaglik I di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Lamongan, runtuh pada Selasa (29/3/2022) lalu.
Peristiwa ini seolah mengingatkan kembali tentang ambruknya Jembatan Widang yang berada di perbatasan Lamongan – Tuban empat tahun silam, tepatnya 17 April 2018.
Dari waktu kejadian, peristiwa rusaknya dua jembatan nasional di Jawa Timur (Jatim) tersebut, terjadi menjelang Ramadan. Dimana pada bulan itu, mobilitas masyarakat meningkat seiring adanya momen mudik lebaran.
Kendati demikian, pihak terkait langsung sigap memperbaiki jembatan nahas tersebut. Jembatan Widang selesai diperbaiki tepat H-7 Idul Fitri 2018.
Sedangkan Jembatan Ngaglik ditargetkan proses perbaikan rampung selama 21 hari kedepan, atau setidaknya juga sama-sama bisa dioperasikan sepekan menjelang Lebaran.
“Diharapkan (perbaikan) sudah selesai dalam 21 hari dimulai dari sekarang, mungkin H-10 sebelum lebaran nanti sudah bisa dilalui dan sudah bisa diuji coba,” ujar Kasubdit Kamsel Polda Jatim, AKBP Wiwit Adisatria saat meninjau Jembatan Ngaglik I di Lamongan, Rabu (30/3/2022).
Beruntung, dalam peristiwa runtuhnya Jembatan Ngaglik I di Lamongan tidak ada korban luka maupun meninggal dunia seperti ambruknya Jembatan Widang yang memakan satu korban tewas dan beberapa orang luka-luka.
Mengenai penyebab runtuh maupun ambruknya jembatan tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali selaku penanggung jawab bangunan berdalih akibat kelebihan beban.
Jembatan Widang ambruk disebut karena faktor kendaraan over loading yang sering melintas diatasnya, begitu pula dengan runtuhnya Jembatan Ngaglik, lagi-lagi disebut bukan karena faktor konstruksi melainkan kendaraan dengan muatan berlebih.
“Informasinya ada truk yang melintas, muatan berlebihanlah. Jadi dipicu karena itu, tapi ini masih dugaan awal karena tim masih menginspeksi,” tandas Ahsan Ashari selaku Subkor dan Kompu BBPJN Jatim-Bali .
Apapun penyebabnya, akibat dua peristiwa hampir serupa tersebut telah menimbulkan kemacetan arus lalu lintas cukup parah sehingga berdampak secara ekonomi maupun sosial. Sebab kedua jembatan merupakan salah satu jalur utama transportasi darat di Provinsi Jawa Timur.
Untuk diketahui, jembatan penghubung jalan Nasional Lamongan-Babat ambles sedalam kurang lebih satu meter, hingga mengakibatkan arus jalan tersendat.
Jembatan Ngaglik I yang berusia 29 tahun dibangun pada tahun 1993 tiba-tiba patah sekitar pukul 14.15 WIB. Hal tersebut menyebabkan arus lalu lintas di jalan nasional macet cukup panjang, baik dari arah barat ke timur maupun sebaliknya.
Petugas kepolisian untuk sementara mengalihkan arus ke berbagai jalan alternatif untuk menghindari kerusakan jembatan lebih parah.