FaktualNews.co

Pondok ‘Selawean’, Nama Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Pertama Kali Berdiri

Pesantren     Dibaca : 2982 kali Penulis:
Pondok ‘Selawean’, Nama Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Pertama Kali Berdiri
FaktualNews.co/Diana Kusuma/
Caption : KH Hasib Wahab, Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang saat dimintai keterangan.(Diana Kusuma)

JOMBANG, FaktualNews.co – Salah satu pondok pesantren di Kabupaten Jombang yakni Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, di awal berdirinya dijuluki ponpes lawean atau selawean (25 an). Nama tersebut karena melihat jumlah santri yang menimba ilmu agama saat itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pengasuh Pesantren Tambakberas, KH Hasib Wahab, bahwa Ponpes yang akan genap berumur 200 tahun pada tahun 2025 itu, mempunyai julukan unik ketika awal keberadaannya.

“Dulu orang mengenalnya ponpes lawean atau selawean karena saat itu baru 25 santri, selawe dalam bahasa jawa yang saat itu menimba ilmu agama disini, jadi dimana-mana tahunya pondok lawean ya disini,” katanya, Rabu (6/4/2022).

Awal berdirinya ponpes tersebut oleh seseorang yang dianggap mempunyai kelebihan yakni KH Abdus Salam asal Tuban, putra Kiai Abdul Jabbar atau Pangeran Sumoyudo, cucu penguasa Pajang, Sultan Hadiwijoyo atau Joko Tingkir dan kakeknya lagi adalah Pangeran Benowo. Mulai berdiri lembaga kajian ilmu agama ini sekitar tahun 1825.

“Waktu itu saat penjajahan beliau dicari oleh penjajah karena salah satu tokoh penggerak, maka beliau tinggal di situ (Dusun Gedang, Desa Tambakrejo). Dulunya masih semak-semak, belum ada penduduknya,” jelasnya.

Hingga pada perkembangannya, urusan ponpes diserahkan kepada menantu dan santrinya saat itu yakni Yaitu Kiai Ustman dan Kiai Said.

“Santri mulai banyak, Kiai Ustman mengajar ilmu tarekat, terus Kiai Said mengajarkan ilmu syariat,” terangnya.

Kemudian lambat laun dari Kiai Said, pengurusan ponpes diserahkan kepada Kiai Hasbullah dan kepada Kiai Wahab Hasbullah yang sebelumnya diperintahkan untuk belajar di Mekkah.

“Kiai Ustman tidak punya keturunan dan akhirnya diteruskan Mbah Wahab setelah belajar di Mekkah dan pulang kembali ke tanah air sekitar tahun 1914,” imbuhnya.

Sepeninggal Kiai Hasbullah, menurutnya, Kiai Wahab mulai merubah sistem pendidikan yang berlaku pada ponpes yang ia pimpin saat itu dibantu dua adiknya yang juga belajar di Mekkah yautu Kiai abdul Hamid dan Kiai Abdurrohim.

Setelah berkembang lebih besar dengan santri yang semakin bertambah, pada tahun 1965 tercetus nama Bahrul Ulum oleh Kiai Wahab.

“Alasan Mbah Wahab saat itu dinamakan Ponpes Bahrul Ulum di antara beberapa nama-nama yang menjadi pilihan dan akhirnya memilih nama tersebut dengan arti lautan ilmu pengetahuan yang diharapkan disini sebanyak-banyak ilmu ada ibarat lautan,” ungkapnya.

Dan hingga kini ponpes Bahrul Ulum menjadi salah satu lembaga pendidikan agama jujukan calon santri dari berbagai daerah. Dengan 19 lembaga pendidikan berjumlah 11.200 santriwan santriwati.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid