FaktualNews.co

Warga Surabaya Wajib Tahu, Begini Hukum Percaya Prakiraan Cuaca dalam Islam

Peristiwa     Dibaca : 796 kali Penulis:
Warga Surabaya Wajib Tahu, Begini Hukum Percaya Prakiraan Cuaca dalam Islam
FaktualNews.co/Dofir.
Ustadz Mansur dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Kamis (7/4/2022).

SURABAYA, FaktualNews.co – Sebagian masyarakat tentu masih bingung tentang hukum mempercayai prakiraan cuaca di dalam agama Islam.

Menurut Ustadz Mansur dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, informasi cuaca merupakan perkara gaib yang hanya diketahui Allah SWT.

Lantas, apakah mempercayai prakiraan cuaca diperbolehkan dalam Islam?

Sembari menukil firman Allah dalam Surat Luqman ayat 34 yang berbunyi,

 

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَب

Artinya, Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat, dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha mengetahui, maha mengenal.

Ia menjelaskan, seseorang yang mengklaim dirinya mengetahui kapan datangnya hujan maupun kemarau termasuk kafir.

“Untuk itu siapa yang mengklaim sesuatu yang gaib, termasuk mengakui, mengetahui kapan hujan, maka dia telah melakukan perbuatan kekafiran,” ujar Ustadz Mansur, Kamis (7/4/2022).

Dia lalu menerangkan, Imam Ibnu Utsaimin pernah mengatakan bahwa menyampaikan informasi tentang turunnya hujan yang didasarkan pada indikator lahiriah dan dapat dijelaskan secara ilmiah menggunakan teknologi, bukanlah termasuk sesuatu yang gaib.

“Karena metode dan teknologi yang tidak mampu menjangkau kondisi tersebut kadang akurat, terkadang mbeleset,” lanjutnya.

Sementara hal gaib ialah segala sesuatu yang tidak diketahui siapapun kecuali Allah SWT. Oleh karena itu kata dia, BMKG tidak menggunakan istilah ramalan cuaca melainkan prakiraan cuaca.

“Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. BMKG juga tidak memaksa orang untuk membenarkan informasi tersebut. Wallahu a’lam bish-shawabi, kita hanya bisa memperkirakan dan Allah yang menentukan,” tutupnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin