SURABAYA, FaktualNews.co – Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, Abdul Ghoni menyatakan, aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung di wilayahnya akan menggelar aksi demonstrasi memprotes kelangkaan minyak goreng hingga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Demonstrasi digelar sebagai reaksi mahasiswa atas kebijakan pemerintah yang belakangan ini dianggap mengabaikan kepentingan rakyat. Namun Abdul Ghoni mengatakan, organisasinya masih akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu mulai Sabtu (9/4/2022) malam nanti.
“Kalau kita di teman-teman (Kelompok) Cipayung Jatim, mulai nanti malam sampai Hari Minggu (10/4/2022) besok, teman-teman mulai konsolidasi,” ujarnya.
Mengenai waktu kapan aksi unjuk rasa bakal digelar, Abdul Ghoni masih belum bisa memastikan. Tetapi yang jelas dia bilang, kegiatan demonstrasi tidak akan dilangsungkan pada Hari Senin (11/4/2022) lusa seperti rencana aksi yang terjadi di tempat lain.
Ia menambahkan, demonstrasi yang direncanakan itu akan fokus mengkritisi persoalan minyak goreng. Dari gejolak harga sampai sulitnya masyarakat memperoleh minyak nabati tersebut karena langka di pasaran.
Selain itu, Kelompok Cipayung Jawa Timur dikatakan Abdul Ghoni juga menyoroti tentang kenaikan harga BBM, utamanya Pertamax yang harganya naik menjadi Rp 12.500 per tanggal 1 April 2022 lalu.
“Kita (fokus) pada persoalan harga minyak goreng dan harga BBM,” tandasnya.
Tak Soroti Soal Jokowi 3 Periode dan IKN
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indoensia (DPD GMNI) Jawa Timur, Edwin Rilo Pambudi mengungkapkan, alasan Kelompok Cipayung Jawa Timur lebih memilih menyoroti persoalan minyak goreng dan kenaikan harga BBM ketimbang isu Jokowi 3 periode atau penundaan pemilu yang saat ini santer menjadi tuntutan unjuk rasa para mahasiswa di tempat lain lantaran pihaknya ingin menyentuh masalah yang berkaitan langsung dengan rakyat kecil.
“Jadi kemarin dari hasil konsolidasi sebentar ya fokusnya ke (kenaikan harga BBM) sama ke harga sembako saja,” katanya.
Kendati demikian, ia tak menampik jika isu Jokowi 3 periode maupun penundaan pemilu hingga pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi isu sentral yang sempat dibicarakan dalam ajang prakonsolidasi. Namun menurutnya, ada persoalan lebih sensitif yang saat ini mencekik rakyat. Yakni soal kelangkaan minyak goreng dan kenaikan harga BBM.
“(Isu Jokowi 3 periode dan IKN) biar teman-teman yang lain saja. Kita ngawal isu yang seenggaknya dampaknya langsung ke masyarakat bawah,” ucap Rilo.
Lalu soal waktu unjuk rasa, ia juga menyampaikan bila pihaknya belum menentukan dengan pasti. Tetapi diperkirakan akan digelar pada pekan depan.
“Minggu depan sih rencananya, tapi kalau kita melihat bareng-bareng itu kan 11 April. Cuma nanti kita akan rapatkan lagi kayaknya, entah kita akan ambil 11 Aprilnya atau hari-hari berikutnya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pada Senin (11/4/2022) lusa, mahasiswa akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Istana Negara, Jakarta.
Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu akan menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Presiden Joko Widodo.
Diantaranya, mendesak dan menuntut Presiden Joko Widodo untuk bersikap tegas menolak dan memberikan pernyataan sikap terhadap wacana penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode, karena dianggap melanggar konstitusi negara.
Kedua, menuntut dan mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-Undang IKN, termasuk pasal-pasal bermasalah dan dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi dan kebencanaan.
Ketiga, mendesak dan menuntut Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran.
Keempat, mendesak dan menuntut Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
Dan terakhir, mendesak dan menuntut Jokowi menyelesaikan konflik agraria di Indonesia. Tuntutan terakhir, menuntut dan mendesak Jokowi-Maruf Amin berkomitmen penuh menuntaskan janji-janji kampanye pada sisa masa jabatan.