SURABAYA, FaktualNews.co – Di komplek Makam Ki Ageng Bungkul atau Mbah Bungkul Surabaya, terdapat sumur keramat yang dipercaya masyarakat memiliki banyak khasiat.
Mbah Bungkul disebut-sebut sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam di Kota Pahlawan. Makamnya berada di tenggara Taman Bungkul Jalan Progo, Wonokromo, Surabaya.
Sementara sumur keramat berada di sisi selatan setelah pintu masuk makam. Terdapat dua sumur yang sampai kini airnya dipakai warga untuk kebutuhan sehari-sehari.
Namun hanya ada satu sumur yang airnya dipercaya berkhasiat. Sumur itu berdiameter sekitar 1 meter dengan kedalaman lubang kurang lebih 4 meter.
Soebakri Siswanto (63) juru kunci makam mengatakan, sumur tua tersebut ditemukan bersamaan dengan keberadaan makam Mbah Bungkul, sekitar tahun 1913 M. Dan usia sumur diprediksi sudah ada sejak 1223 M.
“Sumur ini sudah lama, (ditemukan) barengan dengan makam. Kedua, kalaupun ada yang mau ambil (airnya) macam-macam (tujuan). Biasanya itu untuk siraman,” ujar dia saat ditemui di lokasi makam, Senin (11/4/2022).
Menurut pria dengan lima orang anak ini, air sumur dipercaya berkhasiat lantaran seringnya Makam Mbah Bungkul dipakai sebagai tempat bertawasul.
“Ion-ion dari doa ini ke air sumur. Dan itu terbukti, memang nyata (berkhasiat),” akunya.
Ia menyebut, sejumlah khasiat dari air sumur keramat itu di antaranya, bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, baik bagi kesehatan bila sering mengkonsumsi hingga dianggap dapat memberi keberuntungan.
Namun katanya, semua khasiat yang diperoleh tersebut tergantung dari kepercayaan maupun niat pemakainya.
Sis begitu biasa sang juru kunci disapa menjelaskan, bila diteliti secara ilmiah, kandungan air sumur tidak ditemukan zat istimewa. Justru kata dia, unsur logam banyak terkandung di dalamnya. Hal ini tentu buruk bagi kesehatan karena bisa menyebabkan gagal ginjal bila terus mengkonsumsinya.
“Tapi nyatanya itu tidak (terjadi), masyarakat yang biasa meminumnya alhamdulillah sehat bugar,” ucap dia penuh keyakinan.
Untuk memudahkan peziarah memperoleh air tersebut, Sis sengaja menampungnya kedalam tiga gentong tanah liat yang diletakkan di depan musala komplek pemakaman Mbah Bungkul. Sebagian air juga ditaruh pada 9 kendi yang disusun berjajar.
Setiap pengunjung diperbolehkan mengambil air tersebut sebanyak-banyaknya dan gratis alias tidak dipungut biaya.
“Bebas, silahkan diambil bila membutuhkan,” pungkasnya.