SURABAYA, FaktualNews.co – Jembatan Ujung Galuh Surabaya diresmikan Walikota Tri Rismaharini pada 31 Mei 2019. Dua taman terletak di samping kanan kiri kaki jembatan turut memperindah bangunan nyentrik tersebut. Sayangnya, taman sisi utara kondisinya tidak terawat.
Ahmad, teknisi motor yang biasa mangkal di area jembatan menuturkan, pesona Taman Jembatan Ujung Galuh yang dulunya indah kini nampak lagi karena taman tak terurus. Banyak rerumputan liar tumbuh di sela paving area jogging track.
“Dulu waktu Bu Risma (memimpin) nggak ada rumput-rumput begini. Karena selalu dibersihkan setiap hari,” katanya, Selasa (12/4/2022).
Pun dengan berbagai tanaman hias yang tumbuh di area taman maupun sepanjang bibir Sungai Ngagel juga terlihat gersang hampir mati. Pria yang biasa disapa Mas Mad itu bilang, sekarang sudah jarang ada petugas menyiram tanaman-tanaman itu.
Padahal saat baru diresmikan, kata dia, setiap pagi hari selalu rutin dilakukan penyiraman menggunakan mobil tangki milik Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Pemkot Surabaya.
Diakuinya pula, saat-saat tertentu petugas terkait juga selalu melakukan perantingan pada pohon-pohon yang ada di area taman. Sementara saat ini, aktivitas itu sudah tidak dilakukan lagi. “(Dulu) pohon-pohon itu ditebangi semua biar rapi,” ucapnya.
Senada dengan Mas Mad, Cak Bogang warga sekitar yang mengaku diberi tanggung jawab menjaga taman, juga mengatakan jika saat ini perhatian Pemerintah Kota Surabaya terhadap kelestarian dan keindahan Taman Jembatan Ujung Galuh semakin berkurang. Lampu-lampu taman selama dua bulan terakhir dibiarkan mati.
Ia menduga matinya 18 unit lampu tersebut akibat kabel tidak dikubur dengan benar sehingga korsleting terkena air hujan. Atau bisa juga kata Cak Bogang karena kabel putus dimakan hewan pengerat.
Mengetahui belasan lampu taman yang menerangi area jogging track sepanjang 2 kilometer itu mati. Cak Bogang tak tinggal diam, ia lantas melaporkan ke petugas terkait melalui 112 Command Center. Akan tetapi sampai sekarang dikatakannya belum ada tindakan dari pemerintah.
“Sudah saya laporkan ke 112 (petugas bilangnya) iya gitu tok, sampai bolamnya itu ya dilemparin anak-anak. Takutnya yang disalahkan justru saya,” katanya.
Dengan matinya lampu-lampu taman, pancaran sinar yang biasa memantulkan cahaya indah pada permukaan air Sungai Ngagel juga tidak lagi bisa dinikmati. Area jogging track pada malam hari berubah gelap gulita.
Cak Bogang berharap, pemerintah segera memperbaiki lampu-lampu taman supaya pesona Taman Jembatan Ujung Galuh yang digadang-gadang sebagai salah satu ikon Kota Pahlawan tetap terjaga keindahannya.
“Usul saya kabelnya itu dikubur lebih dalam, dilapisi semen atau ada pipanya supaya nggak kena air hujan atau dikerikiti (dimakan) tikus,” tutup dia.