LAMONGAN, FaktualNews.co–Warga Lamongan memiliki cara unik dalam ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa. Salah satunya menerbangkan layang-layang berukuran besar berbentuk ular naga.
Komunitas layang-layang bernama Bonorowo setiap sore hari berkumpul di tanah lapang yang ada di Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan. Tidak hanya club pecinta layangan naga berukuran besar tetapi banyak warga Lamongan lainnya juga ikut menerbangkan layangan naga yang dia miliki.
Seperti yang diungkapkan Arul, salah satu pecinta layang-layang naga yang berasal dari Desa Jelakcatur, Kecamatan Kalitengah.
Keindahan layang-layang berbentuk naga ketika di hempasan angin membuat layang-layang naga meliuk-liuk seakan menari dan kelihatan nyata dari ekornya.
Inilah keseruan bagi yang menerbangkannya dan juga bagi warga yang hanya sekedar melihat layang-layang naga yang diterpa angin tersebut.
“Kami datang ke sini karena ingin menerbangkan layang-layang naga sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka,” kata Arul. Senin (18/4/2022)
Arul dan teman-temannya yang tergabung dalam Bonorowo Club itu selalu berpindah-pindah tempat untuk menerbangkan layang-layang naganya. Layang-layang raksasa mereka juga tidak melulu berbentuk naga, karena ada model lain yang juga berukuran besar seperti model pesawat terbang dan juga model lainnya.
“Kami biasanya satu bulan sekali ngumpul sambil menerbangkan layang-layang seperti saat ini, dan selalu berpindah-pindah tempat sambil memilih tempat yang berpotensi memiliki angin yang kencang agar layang-layang bisa terbang,” imbuhnya.
Untuk satu layang-layang naga, membutuhkan setidaknya tiga orang untuk menarik tali kekang layang-layang. Sementara empat orang lainnya menjaga dan menerbangkan ekor layang-layang agar tidak nyangkut dan bisa terbang tinggi.
Semakin besar layang-layang, semakin banyak orang yang dibutuhkan untuk mengangkat layang-layang naga ini.
“Untuk membuat layang-layang naga kecil membutuhkan waktu satu bulan. Selain itu juga dibutuhkan ketekunan karena panjang dan ukuran juga harus pas agar layang-layang bisa terbang. Di samping itu tali temali layang-layang juga harus pas,” terang Arul membagikan tipsnya dalam membuat layang-layang.
Layang-layang naga yang diterbangkan Arul dan rekan-rekannya itu memiliki ukuran yang lumayan panjang. Dari yang ukuran terkecil 30 meter dengan diameter layang-layang 30 cm. Ada juga layang-layang dengan bahan kain parasut ini yang ukurannya lebih panjang lagi, yaitu 60 meter.
“Bahan untuk layang-layang naga seperti ini adalah kain parasit dan fiber, kami membuat sendiri layang-layang ini, tapi kalau ada yang ingin membeli ya kami lepas,” ungkap Arul saat menerbangkan layangan di tanah lapang yang ada di Kelurahan Sukomulyo itu.
Biaya untuk membuat layang-layang naga ini, lanjut Arul tergantung dengan ukurannya. Karena semakin panjang dan besar layang-layang maka biaya pun semakin besar.
Arul mencontohkan untuk ukuran panjang 30 meter yang ia sebut dengan layang-layang naga pelangi, ia menghabiskan uang sekitar Rp 3 juta dan untuk yang lebih besar lagi bisa menghabiskan Rp 4,5 juta.
Demikian pula waktu pembuatan, Arul mengaku jika untuk ukuran 30 meter ia membutuhkan waktu setidaknya selama sebulan.
“Harga segitu baru biaya untuk membeli bahan-bahannya. Kalau untuk dijual kembali tentunya harga akan lebih mahal lagi. Kalau ada yang pesan juga akan kami buatkan,” jelasnya.