SITUBONDO, FaktualNews.co-Menjelang Idulfitri 1443 Hijriah, harga daging sapi super disejumlah pasar tradisional di Situbondo tembus Rp140 ribu. Padahal sebelumnya harga daging super hanya sebesar Rp135 ribu perkilogram.
Begitu juga harga daging ayam potong juga ikut merangkak naik hingga mencapai Rp 40 ribu perkilogram, sebelumnya hanya sebesar Rp 38 ribu perkilogram. Selain itu, harga telur ayam ras juga naik hingga mencapai sebesar Rp 26 ribu perkilogram, sebelumnya hanya sebesar Rp 22 ribu. Saat ini, harga bawah putih tembus Rp 26 ribu perkilogram, sebelumnya hanya sebesar Rp 23 ribu perkilogram.
Ironisnya, akibat harga daging ayam tembus hingga mencapai Rp 40 ribu perkilogram itu, mulai dikeluhkan oleh para pedagang daging ayam potong disejumlah pasar tradisional di Situbondo.
Sebab, sejak harganya mulai naik dalam sepekan terakhir, para pedagang ayam di sejumlah pasar tradisional di Situbondo, mereka mengaku sepi para pembeli.
“Diakui sejak harga daging ayam potong mulai naik, para pembeli mulai sepi di pasar tradisional Mimbaan Baru Situbondo, biasanya setiap hari saya bisa menjual 30 kilogram. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, saya hanya bisa menjual sebanyak 15 kilogram,” kata seorang pedagang ayam potong, Juhairiyah, Jumat (29/4/2022).
Menurut dia, biasanya menjelang Lebaran, setiap hari para pedagang daging ayam potong bisa menjual 35 hingga 45 kilogram. Namun, untuk lebaran tahun 2022 ini sepi pembeli.
“Saya tidak tahu secara pasti penyebab naiknya harga daging ayam potong, karena hampir setiap hari harganya naik, tiga hari lalu harganya Rp 36 ribu. Saat ini, tembus Rp 40 ribu perkilogram,” bebernya.
Sementara itu, Umi Kulsum (48), salah seorang pembeli asal Kelurahan Dawuhan Situbondo mengatakan, biasanya dirinya membeli sebanyak satu kilogram, namun karena harganya mencapai Rp 40 ribu perkilogram, sehingga dirinya hanya membeli setengahnya.
“Sehingga saya hanya membeli daging ayam setengah kilogram, sedangkan sisa uang belanja itu digunakan untuk kebutuhan yang lain,” ujar Umi Kulsum.