FaktualNews.co

Warung Lesehan Pecel Pincuk Garahan Jember, Jadi Ampiran Pemudik

Kuliner     Dibaca : 1232 kali Penulis:
Warung Lesehan Pecel Pincuk Garahan Jember, Jadi Ampiran Pemudik
FaktualNews.co/Hatta.
Warung lesehan nasi pecel pincuk Garahan, favorit pemudik di Jalur Banyuwangi - Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Para pemudik yang melintasi jalur Banyuwangi – Jember. Tidak asing dengan jalur nasional yang melewati Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember.

Pasalnya di jalur nasional itu, para pemudik bisa menikmati nasi pecel pincuk yang menjadi ikon tersendiri di wilayah setempat. Menu kuliner itu akrab disebut nasi pecel Garahan, sesuai nama wilayahnya.

Di sepanjang jalan sekitar 3 km itu, tidak hanya satu warung nasi pecel pincuk yang berjualan. Tapi berjajar banyak warung lesehan nasi pecel pincuk yang dulunya mereka berdagang di Stasiun Garahan.

Ada sebanyak 37 warung nasi pecel yang berjajar di bahu kanan kiri jalan.

Warung nasi pecel Garahan itu, juga menjadi tempat favorit pemudik. Untuk sejenak melepas lelah, terlebih pemudik yang baru turun dari jalur Gumitir.

“Tahun ini agak ramai Alhamdulillah, dibanding dua tahun lalu. Kan pandemi jarang pemudik. Sekarang banyak pemudik dari Bali, Surabaya, Jember, Bandung juga ada, darimana-mana. Mampir untuk beli nasi pecel,” ujar salah seorang pedagang nasi pecel Bayu, kepada FaktualNews.co, Kamis (5/5/2022).

Menurut Bayu, para pembeli yang mampir ke warungnya itu. Biasanya sejenak untuk melepas lelah saat melakukan perjalanan.

“Orang kalau beli ke sini pesannya hanya nasi pecel. Banyak milih beli di sini karena warung yang ada itu kebanyakan lesehan. Jadi enak sebagai tempat istirahat sejenak saat mudik,” katanya.

“Di hari-hari biasa juga sama, mampir makan nasi pecel dan istirahat sambil lesehan. Hilangkan rasa capek dan istirahat,” kata perempuan yang berjualan nasi pecel sekitar 15 tahun itu.

Bayu bercerita, awalnya para pedagang nasi pecel pincuk itu memilih berjualan di pinggir jalan. Setelah ada aturan dari PT. KAI yang tidak memberhentikan keretanya di Stasiun Garahan.

“Asalnya dulu kan jualan di Stasiun Garahan. Jadi saat kereta berhenti, jualan sebentar kepada penumpang kereta. Tapi karena kereta gak berhenti. Ya akhirnya buka warung-warung (sepanjang jalan) ini, buka di pinggir jalan,” ungkapnya.

“Saya jualan nasi pecel pincuk ini sejak tahun 2007, bergantian dengan kakak. Saya berjualan bergantian dengan kakak. Kakak bukanya pagi jam 6 sampai sore. Saya lanjut dari jam 6 malam sampai pagi lagi. Bukanya 24 jam. Gantian juga kadang, saya yang pagi kakak saya sore,” sambungnya.

Untuk harga per porsi nasi pecel pincuk juga terbilang murah.

“Untuk harga nasi pecel biasa, pakai tahun dan tempe hanya Rp 6 ribu seporsi. Tapi kalau pakai lauk telur (telur asin atau telur ayam) Rp 12 ribu, kalau ayam goreng, dendeng, peyek udang harganya Rp 14 ribu per porsi,” sebutnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin