1.600 Ekor Sapi di Empat Kabupaten di Jatim Terinfeksi Virus PMK
LAMONGAN, FaktualNews.co-Akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di empat kabupaten di Jatim, yakni Lamongan, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto, tercatat sebanyak 19 ekor sapi mati dan 1.600 ekor terinfeksi.
Hal itu diungkapkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi peternakan sapi di Desa Soko, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan milik Supar yang memiliki 54 ekor di mana semua ternaknya terinfeksi virus PMK. “Virus tersebut diduga berasal dari impor domba ilegal dari negara yang belum bebas PMK,” kata Khofifah, Minggu (8/5/2022).
Lebih jelasnya Khofifah menegaskan, temuan ini sudah dikoordinasikan dengan Kapolda Jatim, terutama mengidentifikasi lokasi atau daerah yang rawan PMK. Karena penularannya sangat cepat bisa melalui airborne atau udara,” lanjut Khofifah.
Khofifah juga menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur telah melakukan pengupayaan untuk penanganan wabah PMK di daerah terkonfirmasi. “Seperti tadi analgesik dan antibiotik serta vitamin, tiga itu yang disuntikkan. Kita pada hari Jumat kondisi obat masih sangat tipis dan kemudian langsung dikirim dari Jakarta, sehingga Jumat sore sudah sampai dan langsung serentak didistribusikan dan digunakan di seluruh sentra peternakan yang terkonfirmasi ada penyakit PMK,” tutur Khofifah.
Merebaknya virus PMK yang menyerang ternak sapi. Supar bermula ketika sapi yang ia datangkan dari Kabupaten Gresik, kemudian sapi miliknya mulai tertular. “Gejala sapi yang terinfeksi virus PMK tersebut, sapi dalam keadaan sesak nafas atau ngos-ngosan dan selera makan berkurang. Selain itu sapi juga mengeluarkan lendir di bagian mulutnya,” lanjut Supar.
Akibat merebaknya virus PMK pada hewan ternaknya, Supar terpaksa menyembelih satu sapinya lantaran sudah tidak bisa berjalan.
Sementara itu, menurut catatan Dinas Peternakan Lamongan, jumlah total sapi yang terjangkit PMK sebanyak 137 ekor dari 240 populasi milik 28 peternak. Plus empat ekor sapi mati dan sisanya masih dalam proses penyembuhan. Setidaknya, terdeteksi di empat kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Tikung, Sarirejo , Mantup, dan Turi. “Tingkat kematiannya sangat kecil kalau segera ditangani. Tapi, tingkat penularannya juga cepat, ” kata Kepala Dinas Peternakan Lamongan M Wahyudi.
Lebih jauh Wahyudi menjelaskan, PMK merupakan penyakit yang disebabkan virus Picotina Virideae ini sebenarnya tidak hanya menyerang sapi. Tetapi, semua jenis hewan berkuku satu atau belah dua. “Selain sapi, bisa menyerang kambing, kuda, kerbau dan babi. Pastinya, hewan berkuku satu atau belah,” terangnya.
Karena dikhawatirkan wabah ini terus meradang, Dinas Peternakan Lamongan mengambil langkah melakukan tracing back dan tracing forward untuk mengetahui asal muasalnya. Khususnya terhadap sapi muda, karena rentan tertulari. “Karena daya tahan tubuh sapi muda masih lemah. Mudah-mudahan hanya dalam seminggu, jika diobati rutin bisa sembuh. Disuntik antiobiotik dan vitamin,” pungkasnya.
Untuk mengantisipasi penularan lebih luas, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dengan tegas menurunkan instruksi untuk menutup pasar hewan yang ada di Lamongan. “Kami tutup pasar hewan yang ada di Lamongan, terdapat 2 pasar hewan besar di Lamongan yakni Tikung dan Babat. Pasar hewan kontemporer atau kecil juga menyesuaikan ditutup juga untuk menghindari penularan yang lebih besar di Lamongan,” kata Bupati Yuhronur.