Tim Labfor Polda Jatim Selidiki Penyebab Kebakaran Pasar Ngadiluwih Kediri
KEDIRI, FaktualNews.co – Guna mengungkap penyebab kebakaran di pasar tradisional Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Polres Kediri menerjunkan Tim Labfor Polda Jatim untuk melakukan penyelidikan di Pasar Tradisional Ngadiluwih yang terbakar pada Minggu (8/5/2022) kemarin.
Penyelidikan Tim Labfor Polda Jatim ini, untuk mengetahui penyebab kebakaran atau munculnya titik api, yang mengakibatkan 35 kios berisi barang dagangan toko kelontong terbuat dari kayu dengan ukuran 28 x 4 meter hangus terbakar.
Kapolres Kediri AKBP Agung Setyo Nugroho mengatakan, pihaknya sengaja mendatangkan Tim Labfor Polda Jatim, untuk melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran pasar tradisional Ngadiluwih yang terbakar hebat.
“Jadi kita mendatangkan Tim Labfor Polda Jatim untuk menyelidiki dan memastikan penyebab munculnya titik api dari mana dan penyebabnya apa,” kata Kapolres Kediri saat mendampingi Tim Labfor Polda Jatim, Selasa (10/5/2022).
Tim Labfor Polda Jatim yang berjumlah 5 personil, langsung ke lokasi dan melakukan identifikasi dan olah tkp. Tim Labfor fokus kepada laporan awal terkait munculnya titik api di lapak kios yang berada di sebelah timur.
“Jadi kita fokus untuk menemukan titik api dan alhamdulillah kita sudah menemukan munculnya titik api pertama kali, yakni dari lapak Kios Joko Medan,” jelas Kabid Labfor Polda Jatim, Kombes Sodiq Pratomo.
Dari titik tersebut, Tim Labfor membawa barang bukti kipas angin dan sejumlah kabel listrik yang ditemukan di bawah sisa-sisa kebakaran.
“Kalau untuk penyebab munculnya api kita belum bisa memastikan. Barang bukti berupa kipas angin, kabel dan stop kontak akan kami periksa di Laboratorium, dan dalam sepekan ke depan uji laboratorium akan diketahui hasilnya,” tambah Kombes Sodiq.
Untuk diketahui kebakaran pasar tradisional Ngadiluwih, Kabupaten Kediri terjadi pada minggu (8/5/2022) sore. Api dengan cepat menghanguskan lapak-lapak milik pedagang di sebelah timur yang dilaporkan ada 35 lapak kios berisi barang dagangan milik para pedagang, dengan total kerugian mencapai 1,5 milyar.