JOMBANG, FaktualNews.co– Dinas Peternakan Jombang, menjelaskan jika uji lab sample sapi terkait kondisi PMK (penyakit mulut dan kuku) secara tertulis belum keluar hasilnya. Namun sebanyak 5 ekor anak sapi dilaporkan mati.
Meski demikian lebih jauh Kadis Peternakan Jombang, Agus Susilo mengatakan, bahwa kasus kematian anak sapi tersebut belum murni karena akibat wabah PMK yang marak di berbagai daerah.
“Yang mati anak sapi (pedet) karena mereka mengandalkan susu induknya, rumput belum bisa makan. Karena sapi indukan yang kena susunya gak keluar jadi anakan kurang asupan jadinya mati,” katanya, Kamis (12/5/2022).
“Hasil sample secara tertulis belum keluar, namun memang kemungkinan positif,”tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa hingga saat ini kasus kematian pada anak sapi di Jombang di sejumlah wilayah di Jombang, sebanyak 5 ekor.
“Sampai saat ini ada 5 ekor, Wonosalam 2 ekor, Grobogan 1 ekor , dan Tembelang 2 ekor. Semuanya pedet,”jelasnya.
Mengenai antisipasi wabah PMK, pihaknya mengungkapkan, jika secara internal telah membentuk tim khusus penanganan sapi dengan gejala yang mengarah pada wabah tersebut.
“Kita mulai tanggal 6 Mei 2022 sudah bentuk gugus tugas internal, jadi setiap hari mengobati, menberikan vitamin maupun antibiotik di tempat yang ada laporan,” terangnya.
Berdasarkan penanganan yang dilakukan pada sapi dengan gejala mengarah kepada kondisi PMK. Hewan ternak menunjukkan kondisi yang bagus dalam jangka waktu tertentu.
“Alhamdulillah dua tiga hari diobati sembuh berdasarkan laporan teman-teman seperti di Wonosalam yang diobati sekarang mau makan, akan sembuh,”pungkasnya.