FaktualNews.co

Puluhan Sapi di Mojokerto Terinfeksi Wabah PMK Dinyatakan Sembuh

Peternakan     Dibaca : 592 kali Penulis:
Puluhan Sapi di Mojokerto Terinfeksi Wabah PMK Dinyatakan Sembuh
FaktualNews.co/lutfi hermansyah
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati dan Konsulat Jenderal Australia, Fiona Hoggart meninjau langsung proses sterilisasi kandang yang dikelola kelompok ternak 'Lembu Makmur', yang terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Rabu (11/5/2022).

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Puluhan sapi di Kabupaten Mojokerto yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto dinyatakan sembuh total.

Berdasarkan update data dari Dinas Pertanian Mojokerto (Disperta) Kabupaten Mojokerto sebaran PMK per 12 Mei 2022 sebanyak 978 ekor sapi.

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, Nurul Istiqomah mengatakan, per 12 Mei, jumlah kasus PMK di Kabupaten Mojokerto per 12 Mei mencapai 978 kasus. Namun, jumlah sapi terjangkit PMK yang sudah sembuh kian meningkat dibanding kemarin, Rabu (11/5/2022).

“Yang sembuh meningkat. Kemarin 33 ekor, hari ini tambah 19, jadi totalnya ada 52 ekor,” tuturnya, Kamis (12/5).

Tambahan 19 ekor sapi yang sembuh tersebut, berasal dari Kecamatan Dawarblandong, Mojoanyar, dan Kecamatan Dlanggu.

“Dawarblandong kemarin dua, hari ini tambah 10 jadi 12. Mojoanyar dari tiga, ada tambahan dua, jadi lima. Dlanggu awalnya 12 ada tambahan dua, jadi 14,” bebernya.

Sehingga rinciannya, lanjut Nurul, data sapi sembuh dari PMK per 12 Mei yakni, Kecamatan Dawarblandong 12 ekor, Kecamatan Pacet 13 ekor, Kecamatan Jetis satu ekor, Kecamatan Mojoanyar lima ekor.

Selain itu, 14 sapi sembuh dari Kecamatan Dlanggu, lima ekor dari Kecamatan Trawas serta dua ekor dari Kecamatan Trowulan.

Sementara untuk sapi mati karena PMK 12 ekor, dijual 1 ekor dan potong paksa 5 ekor. Nurul berharap, berharap, dengan upaya penanganan yang telah dilakukan tim paramedis Disperta Kabupaten Mojokerto, jumlah sapi yang sembuh bisa semakin meningkat.

“Jumlah kasus masih tambah, sembuhnya juga semakin naik. Sementara matinya stagnan, sama seperti sapi yang dijual dan dipotong paksa,” pungkas Nurul.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah