FaktualNews.co

Seekor Sapi Suspek di Pasar Hewan Kabuh Jombang Dikembalikan ke Daerah Asal

Peristiwa     Dibaca : 852 kali Penulis:
Seekor Sapi Suspek di Pasar Hewan Kabuh Jombang Dikembalikan ke Daerah Asal
FaktualNews.co/Diana Kusuma.
Pemantauan sapi di pasar hewan Kabuh, Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Dalam rangka menekan penyebaran pemyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Jombang. Dinas Peternakan dengan pihak terkait lakukan pemantauan di pasar hewan Kecamatan Kabuh. Seekor suspek dikembalikan ke daerah asal.

Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah tersebarnya wabah PMK pada hewan ternak di Jombang. Sehingga secara otomatis dalam pantauan tersebut hewan ternah dengan kondisi sehat yang dapat diterima.

Kepala Dinas Peternakan Jombang, Agus Susilo saat di lokasi membenarkan hal tersebut dan pemantauan dilakukan Jumat (13/5/2022) sejak pukul 04.30 WIB oleh petugas gabungan yang ada.

“Pemantauan ini dalam rangka pencegahan penyebaran PMK di Jombang, yang bisa masuk hanya hewan ternak dengan kondisi sehat. Satu ekor sapi suspek kita kembalikan, kita minta untuk putar balik dari asal Ngimbang,” katanya.

Indikator suspek PMK pada hewan ternak saat dilakukan pemantauan di pasar hewan diungkapkannya mengarah pada gejala wabah yang dimaksud dan tidak diperkenankan masuk ke pasar hewan tersebut.

“Dikatakan suspek ini dilihat dari suhu sapi tinggi, saat mulut dibuka terdapat luka di lidah atau gusi. Sehingga kita harus ambil tindakan pencegahan,”jelasnya.

Selain melakukan pemantauan, menurut Agus juga melakukan beberapa tindakan lain untuk menekan penyebaran seperti penyemprotan disinfektan.

“Oleh medikvet, paramedikvet, inseminator utara Brantas, kepolisian, dan pihak pasar hewan dan Desa Kabuh, dilakukan juga tindakan penyemprotan desinfektan kendaraan dan lingkungan di sekitar pasar,” jelasnya.

Mengenai update suspek hewan sapi dengan kategori suspek PMK telah bertambah menjadi 104 ekor, dengan jumlah kematian 5 ekor pedet atau anakan sapi.

“Kemarin 96 ekor sekarang 104 sapi suspek, dan yang mati ada 5 ekor pedet kemungkinan karena air susu tidak maksimal. Saat ini pengobatan terus kita lakukan,” pungkasnya.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin