FaktualNews.co

Hearing Soal Dugaan Pungli Pelantikan Kades, Dinas PMD Gresik Akui Salah

Birokrasi     Dibaca : 446 kali Penulis:
Hearing Soal Dugaan Pungli Pelantikan Kades, Dinas PMD Gresik Akui Salah
FaktualNews/Magang Satu/

GRESIK, FaktualNews.co – Hearing atau dengar pendapat terkait pungutan pelantikan kades dilakukan Komisi I DPRD Gresik dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Sayangnya, kegiatan itu digelar tertutup.

Hearing itu diikuti Plt Kadis PMD Gresik, Suyono beserta para Kabid dan sejumlah kepala desa yang ikut pelantikan. Sejumlah jurnalis pun diminta menunggu di luar ruangan rapat.

Ketua Komisi I DPRD Gresik, Muhammad Zaifudin mengatakan, dalam hearing kali ini pihaknya melakukan dengan tertutup.

“Karena kan banyak teman-teman media, ruangan gak cukup. Kalau ikut semua penuh. Tapi saya sampaikan setelah rapat hasilnya waktu konfrensi pers,” katanya, Selasa (17/5/2022).

Pria yang akrab disapa Udin ini menyatakan, hasil hearing itu, pihak DPMD Gresik mengakui salah karena tidak ada dasar dari pungutan atribut dan dokumentasi. Padahal pelantikan itu dianggarkan di APBD.

“Dasar hukum menentukan itu apa, meski kemauan kepala desa. Pak kadis itu salah karena OPD mengkoordinir pembelian (Atribut) itu, caranya yang salah,” imbuh dia.

Dikatakan Udin, dari hasil ini pihaknya akan mengirim surat rekomendasi kepada Bupati Fandi Akhmad Yani dan Inspektorat untuk menindaklanjuti tarikan tersebut.

“Rekomendasi kami kirim ke Pak Bupati dan Inspektorat,” ujarnya.

Pungutan tidak resmi ini pun, dianggap mencoreng pemerintahan Bupati Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah. Apalagi, pelantikan itu sudah dianggarkan dalam APBD.

Dari angka Rp 900 jika ditotal capai Rp 42,3 Juta. Per kepala desa mendapat atribut pangkat PD Rp150 ribu, tanda jabatan PDU, Rp 150 ribu, Korpri Rp 35 ribu.

Kemudian, nametag Rp 25 ribu, cetak foto dan pigora 16 R penyerahan SK Rp 250 ribu. Cetak foto dan pigora penyematan emblem Rp 250 ribu Compact Disk dan lain-lain Rp 40 ribu.

Sementara itu, Plt Kadis PMD Suyono menyatakan salah satu alasan memungut uang atribut itu karena sudah ada kesepakatan sebelumnya antar kades.

“Jadi itu tidak dipaksa, itu kesepakatan, biar tidak simpang siur. Untuk atribut dan dokumentasi karena temen-temen Kades minta,” terangnya.

Yono menerangkan, atribut dan dokumentasi pelantikan itu memang tak dianggarkan oleh APBD. Alasannya, karena yang melakukan pengusulan anggaran adalah pejabat lama.

“Pengalaman sebelumnya, pangkat jabatan tidak dianggarkan. Itu yang anggarkan pejabat lama,” jelasnya.(Angga) 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid