JOMBANG, FaktualNews.co -Sedang bertengkar, sibuk bekerja, sering berpergian, atau sering berpergian karena pekerjaan. Seringkali menjadi alasan mengapa Anda dan pasangan menjadi jarang berhubungan intim.
Tahukah Anda bahwa jarang atau bahkan berhenti berhubungan intim dengan pasangan tidak hanya berdampak pada kehidupan seksual Anda tetapi juga pada kesehatan Anda secara keseluruhan.
Di bawah ini Anda dapat melihat apa saja dampak dari jarang berhubungan intim terhadap kesehatan tubuh Anda, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Hal ini dikarenakan saat seseorang berhubungan intim, maka otak pun akan melepaskan zat kimia pembuat rasa bahagia seperti endorfin dan oksitosin, yang dapat membantu membuat Anda merasa lebih puas dan bahagia.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan sering berejakulasi dapat membantu mengeluarkan zat-zat berbahaya dari dalam prostat.
Para ahli di Wilkes-Barre University di Pennsylvania menemukan bahwa seseorang yang berhubungan seks 1 atau 2 kali seminggu memiliki kadar immunoglobulin A (IgA) yang lebih tinggi (30% lebih tinggi) dibandingkan dengan orang yang jarang atau tidak pernah berhubungan intim. IgA sendiri merupakan salah satu pertahanan pertama tubuh terhadap berbagai jenis infeksi virus.
Jadi, bagi para wanita, jarang atau berhenti berhubungan intim dapat menurunkan resiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Tidak lagi berhubungan intim dengan suami atau istri dapat menurunkan rasa percaya diri, merasa Anda merasa bersalah, and menurunkan kadar hormon oksitosin serta hormon cinta lainnya.
Selain itu, jarang atau berhenti berhubungan intim dengan pasangan juga dapat membuat Anda semakin takut pasangan mencari kepuasan di tempat lain, yang dapat membuat Anda menjadi sedikit paranoid.
Akan tetapi, bukan berarti pasangan yang tidak lagi berhubungan intim tidak dapat memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia.
Selain seks; berciuman, bergandengan tangan, memberikan pujian, dan memberikan kejutan juga dapat membantu mempererat ikatan di antara Anda dan pasangan.
Para ahli memiliki hipotesa bahwa karena penis sebenarnya merupakan sebuah otot, maka sering berhubungan intim sama dengan “latihan otot” bagi penis, yang dapat menjaga agar otot penis tetap kuat.
Para ahli menduga berbagai senyawa yang terdapat di dalam cairan mani seperti melatonin, serotonin, dan oksitosinlah yang dapat membantu memperbaiki mood seorang wanita.