FaktualNews.co

Tangkal Radikalisme di Lingkungan Kampus, STAINH Situbondo Datangkan Mantan ISIS 

Keamanan     Dibaca : 441 kali Penulis:
Tangkal Radikalisme di Lingkungan Kampus, STAINH Situbondo Datangkan Mantan ISIS 
FaktualNews/Fatur Bari/
Caption: Syahrul Munif, mantan ISIS, saat memberikan materi di Kampus STAINH Situbondo

SITUBONDO, FaktualNews.co – Paska penangkapan mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang berinisial IA, yang ditangkap Densus 88 atas dugaan terlibat jaringan  terorisme, Ponpes Nurul Huda Situbondo, menggelar dialog dengan tema “Tangkal paham radikalisme di dunia kampus”.

Kegiatan dialog yang dilaksanakan di Aula Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Huda (STAINH) Situbondo, dengan pemateri eks Jihadis Suriah, yakni Syahrul Munif (41) itu, diikuti para santri Ponpes Nurul Huda dan mahasiswa STAINH Situbondo.

Bahkan, dalam memberikan materi  dialog tersebut, pria asal Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, meminta kepada para santri dan mahasiswa STAINH Situbondo, untuk memilih organisasi massa (Ormas) yang mempunyai Sanad jelas.

“Agar tidak terjebak dalam paham radikalisme, saya minta kepada para santri dan mahasiswa, untuk ormas yang mempunyai sanad jelas, seperti NU yang diketahui merupakan ormas islam terbesar di Indonesia,” ujar Syahrul Munif, Jumat (27/5/2022).

Ia bergabung ke ISIS pada tahun 2014 lalu. Bahkan, dirinya pernah menjaga perbatasan di Suriah, dan di tempat tersebut dirinya pernah bertemu Abu Jandal, yang merupakan salah satu panglima ISIS.

Selain itu, sebelum berangkat ke Suriah, dirinya sempat mondok  selama satu bulan di Ponpes Al Mukmin Desa Ngruki, Sukoharjo, Jateng, yang diasuh Abu Bakar Ba’asyir.

“Awalnya, saya mengidealkan ISIS. Tapi, itu sebelum saya lihat faktanya saat di Suriah. Namun, selama mengikuti program deradikalisasi di penjara, saya menyimpulkan bahwa ISIS sudah melenceng dari konsep keislaman. Bahkan, saya berpikir ISIS itu virus bagi umat Islam,” bebernya.

Sementara itu, Muhammad Nur, wakil rektor I STAINH Situbondo mengatakan, dirinya sengaja menggelar dialog tersebut, sebagai upaya untuk menangkal paham radikalisme masuk ke kampus.

“Mengingat saat ini, paham radikalisme sudah masuk ke kampus, seperti yang terjadi pada salah satu mahasiswa PTN di Kabupaten Malang, yang ditangkap Densus 88 atas dugaan terlibat jaringan  terorisme,” kata Muhammad Nur.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid