Pendidikan

Bertekad Mewujudkan Zero Waste Office, FPRB Kediri Akan Bangun Sekolah Sampah

KEDIRI, FaktualNews.co – Guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) bersama Pemkab Kediri, bakal membangun sekolah sampah di komplek Kantor pemerintah daerah setempat.

Ketua Umum FPRB Kabupaten Kediri, Ari Purnomo Adi, mengatakan, bahwa pembangunan sekolah sampah ini tidak membutuhkan banyak persiapan dan biaya karena semua fasilitas serta infrastruktur sudah tersedia dalam kompleks perkantoran Pemkab Kediri.

“Di bagian belakang Kantor Kabupaten Kediri sudah terdapat TPS3R ( Tempat Pengolahan Sampah – Reduce Reuse Recycle). Terdapat juga halaman yang sangat luas untuk pengolahan sampah organik untuk dijadikan arang dan kompos,” kata Ari Purnomo Adi,ketua FPRB Kabupaten Kediri, Minggu (29/5/2022).

Ari menambahkan, di sana juga terdapat gudang yang akan dialih fungsikan sebagai ruang sekolah. FPRB Kabupaten Kediri, sengaja mengambil inisiatif dalam proses manajemen sampah, dikarenakan kemampuan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri dalam mengelola sampah hanya 500 M³/ hari.

Sedangkan penduduk Kabupaten Kediri yang berjumlah tidak kurang dari 1,7 juta jiwa menghasilkan sampah dengan volume sekitar 3.500 M³/ hari.

“Jadi ada kesenjangan sekitar 3000M³ sampah. Dalam satu bulan, tidak kurang dari 1.000.000 M³ sampah yang belum dapat ditangani dengan baik jumlahnya sangat besar,” imbuh Ari.

Ia menyebut sampah akan berpotensi menimbulkan bencana. Baik itu bencana kesehatan maupun bencana alam berupa banjir akibat timbunan sampah yang menumpuk di dalam got dan masuk ke dalam sungai apabila tidak tertangani dengan baik. Selain itu, sampah berpotensi mencemari udara dan air.

Atas dasar fakta itu, FPRB Kabupaten Kediri, merasa perlu untuk mengambil langkah strategis dan drastis untuk mencegah timbulnya bencana.

“Cara yang kami usulkan adalah pengurangan volume sampah. Volume sampah dapat dikurangi dengan cara mengolah dan memilah sampah pada produsen sampah yaitu lingkungan keluarga. Sampah dipilih dan dipilah menjadi 2 bagian yaitu sampah Organik dan sampah Inorganik,” urai Ari.

Menurut dia, sampah organik yang volumenya sekitar 60 persen dari seluruh volume sampah yang diproduksi keluarga akan diolah menjadi POC dan Kompos. Kemudian, sampah inorganik akan dipilah dan dipilih menjadi bagian yang bernilai ekonomis dan tidak bernilai ekonomis.

Selanjutnya, lanjut Ari, sampah berupa kertas, botol, logam dan yang lainnya yang bernilai ekonomis bisa dijual untuk proses recycle. Sedangkan untuk sisa residu yang tidak bisa dimanfaatkan akan diangkut ke TPA.

Dengan proses ini, volume sampah akan berkurang 20 persen sehingga sisa residu hanya tinggal 20 persen. Ia menambahkan, bila sekolah sampah sudah berdiri, sekolah sampah tersebut akan menjadi media pembelajaran bagi siapa saja di Kabupaten Kediri agar mampu dan mau mengolah sampah agar terbentuk suatu sikap bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan oleh aktivitas hidupnya.

FPRB Kabupaten Kediri sangat bersyukur karena Pemkab Kediri melalui Bagian Umum langsung menyetujui konsep sekolah sampah yang diusulkan.

Bahkan, Bagian Umum Pemkab Kediri selain menyediakan fasilitas dan infrastruktur untuk sekolah sampah juga melibatkan pegawainya untuk terlibat langsung dalam proses berlangsungnya aktivitas di sekolah.

“Kami yakin, dengan Visi yang jelas yang disertai dengan tekad yang kuat dan kerjasama yang baik dan harmonis antara unsur Pemerintah Daerah (Legislatif dan Eksekutif), Relawan, Masyarakat, Dunia Usaha, Media dan Kaum Intelektual Kampus serta sekolah, maka cita cita kita untuk menciptakan #Kediribebassampah2030 akan terwujud dengan mulus,” kata Ari Purnomo Adi yang juga Ketua Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Kediri itu.