FaktualNews.co

Bantuan Siswa Miskin di Tulungagung Tak Sesuai Harapan

Pendidikan     Dibaca : 560 kali Penulis:
Bantuan Siswa Miskin di Tulungagung Tak Sesuai Harapan
Pembelajaran siswa di salah satu sekolah Tulungagung.

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Bantuan siswa miskin (BSM) di Kabupaten Tulungagung, masih belum sesuai harapan. Permasalahan keterlambatan distribusi, ketidaksesuaian ukuran, serta adanya data usulan siswa yang mendapatkan BSM tidak sesuai, menjadi masalah tiap tahunnya.

Kepala SDN 4 Kampungdalem, Muhadi mengatakan, memang dari segi kualitas barang serta kecepatan pendistribusian barang tahun ini terbilang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun pihaknya masih menjumpai adanya permasalahan pada program BSM seperti ukuran seragam yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan para siswanya.

“Selain itu juga masih ada ketidaksesuaian data siswa yang diusulkan mendapatkan BSM dengan kartu e-Money yang dibagikan. Permasalahan seperti ini, masih kami jumpai, padahal masalah itu sudah terjadi sejak tahun-tahun lalu dan belum ada perubahan,” ujarnya.

Sementara itu Waka Kurikulum, SMPN 3 Tulungagung, Achmad Saikhu menjelaskan, sejak tahun pertama dijalankannya program BSM pada 2017, pihaknya hanya menerima barang dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora). Pihaknya merasa masih terdapat kekurangan yang terus terjadi pada setiap tahunnya.

“Pada 2019, keterlambatan seragam justru berlangsung sejak siswa kelas 7 hingga siswa naik ke kelas 8. Kalau yang tahun ini cuma terlambat satu semester,” jelasnya.

Saikhu menambahkan, tidak hanya itu, dari segi kualitas dari bahan yang digunakan, sebenarnya tahun ini sudah cukup bagus. Pihaknya juga meyakini jika kualitas seragam, tas ataupun sepatu bagi siswa yang didapat dari program BSM lebih awet dibanding yang didapat pada tiga tahun lalu.

“Untuk kualitas, sebenarnya masih lebih bagus pada awal program BSM yakni di 2017,” imbuhnya.

Saikhu menerangkan bahwa, tahun ini ada sekitar 300 siswa yang mendapatkan BSM di sekolahnya. Untuk kelas 7, masing-masing siswa mendapatkan barang senilai Rp 700 ribu, sedangkan kelas 9 mendapat barang senilai Rp 250 ribu. Uang yang didapatkan siswa akan ditukar dengan barang, seperti seragam lengkap, topi, dasi, ikat pinggang, kaos kaki, sepatu hingga tas.

“Masing-masing siswa dipersilahkan untuk memilih sesuai kebutuhan. Namun jika siswa tersebut ingin mengambil seluruh jatah tersebut, juga diperbolehkan,” terangnya.

Melihat permasalahan yang terus terjadi pada tiap tahunnya, Saikhu mengusulkan agar BSM dikelola oleh pihak sekolah. Pasalnya, jika BSM dikelola oleh sekolah masing-masing tentu akan jauh lebih efektif dan tepat sasaran.

“Terpenting adalah BSM ini bisa tetap sasaran kepada siswa yang benar membutuhkan. Selain itu kebutuhan siswa bisa tecukupi dan tentunya harus tepat waktu,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris