FaktualNews.co

Jika Anda ke Situbondo Wajib Menikmati Lezatnya Nasi Sodu Hayati

Kuliner     Dibaca : 460 kali Penulis:
Jika Anda ke Situbondo Wajib Menikmati Lezatnya Nasi Sodu Hayati
Hayati, salah seorang pedagang nasi sodu, melayani pelanggannya.

SITUBONDO, FaktualNews.co-Kasus Covid-19 mulai melandai, omset penjualan kuliner nasi sodu mulai menggeliat di Kabupaten Situbondo. Saat ini, omset para pedagang nasi sodu mulai kembali meningkat di Situbondo.

Nasi sodu merupakan kuliner khas Kabupaten Situbondo, yakni campuran antara nasi dengan sayur santan labu kuning, dengan lauk ikan laut jenis cakalang, ditambah sambel trasi kecambah dan timun. Sehingga ketika Anda ke Situbondo wajib menikmati lezatnya nasi sodu.

Hayati (45), penjual nasi sodu asal Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, setiap hari menghabiskan beras seberat 30 kilogram.

“Sejak pandemi Covid-19, omset penjualan turun drastis hingga 65 persen. Namun, kasus covid mulai melandai, omset penjualan nasi sodu sedikit kembali normal. Kini setiap hari hanya menghabiskan beras 15 kilogram saja. Padahal, sebelum pandemi Covid-19, setiap hari menghabiskan beras 30 kilogram,” ujar Hayati, Minggu (5/6/2022).

Menurutnya, nasi sodu merupakan kuliner khas Situbondo, utamanya pada dua kecamatan timur Kabupaten Situbondo, yakni Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Banyuputih.

Nama sodu sendiri itu diambil dari penyajiannya, karena pertama kali sodu disajikan menggunakan daun pisang, dengan sendok yang juga terbuat daun pisang atau sodu (bahasa madura sodu).

“Namun, seiring dengan bertambahnya waktu, saat ini, penyajian nasi sodu menggunakan piring dengan sendok,” bebernya.

Hayati menambahkan, dirinya mulai membuka usaha jualan nasi sodu sekitar satu tahun lalu, meneruskan usaha ibunya yang meninggal akibat penyakit yang dideritanya.

“Namun, berjualan nasi sodu merupakan usaha turun temurun dari keluarga, yakni mulai dari nenek hingga almarhum ibu (Hj Sunaya red-). Saat ini, harga nasi sodu setiap porsinya sebesar Rp.7000,” bebernya.

Lebih jauh Hayati mengatakan, dirinya membuka warung nasi sodu mulai pukul 16.00 hingga pukul 24.00 di warung permanen di simpang tiga traffick light di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Situbondo.

“Alhamdulilah omset penjualan nasi sodu sedikit kembali normal, setiap hari menghabiskan sebanyak 20 kilogram,” imbuhnya.

Hayati menegaskan, peminat nasi sodu semakin banyak. Selain itu, untuk memberikan aroma yang khas, proses memasak nasi sodu itu menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar.

“Saya bangga bisa berjualan nasi sodu, sebab bisa melestarikan kuliner lokal, dengan proses memasak nasi masih menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar,” pungkasnya.

Sementara itu, Ali Wafa (32), asal Kota Jember mengatakan, dirinya memang suka makan kuliner nasi sodu. Bahkan, jika dirinya bersilaturrahmi kerabat di Situbondo, hampir dipastikan dirinya mampir ke warung nasi sodu.

“Awalnya saya makan nasi sodu saat bersilaturrahmi ke rumah kerabat di Situbondo. Saat itu, saya dan keluarga disuguhi nasi sodu. Sejak saat itulah, ketagihan terhadap kuliner khas Situbondo tersebut,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris