Berawal dari Sakit Hati, Pria Mojokerto Dirikan Bengkel Kaki Palsu
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ketika mendengar istilah bengkel, yang terlintas di pikiran adalah bengkel motor, bengkel mobil, dan sejenisnya. Secara umum, bengkel merupakan tempat untuk memperbaiki barang atau alat transportasi yang rusak dan membutuhkan perawatan.
Namun, apakah selamanya bengkel hanya seputar barang atau alat transportasi saja? Tentu tidak.
Di Mojokerto ternyata ada sebuah bengkel khusus kaki palsu milik Sugeng Siswoyudono. Bengkelnya berada di Desa Kauman, gang III, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Pria yang akrab dipanggil dengan Than Must Soegenk ini, mendirikan bengkel kaki palsu latar belakangi oleh sakit hati pasca musibah kecelakaan yang menimpa dirinya tahun 1981 silam. Kala itu, harga kaki palsu bagi dirinya mahal, sekitar Rp 2 juta.
Kecelakaan terlindas truk yang menimpa Sugeng saat masih duduk di bangku dua SMA itu mengakibatkan kaki sebelah kanan harus diamputasi. Sehingga, dia harus mengubur dalam-dalam cita-citanya sebagai seorang tentara karena kondisi fisik tak memungkinkan. Namun, dia mengaku tak pernah terbesit sekalipun kata menyerah di hidupnya.
“Awal mulanya berbekal sakit hati. Saat itu kan kaki palsu tidak ada yang murah. Akhirnya saya bereksperimen membuat kaki palsu sendiri untuk saya. Saya harus bisa menyelesaikan masalah saya sendiri,” katanya, Jumat (10/6/2022).
Pada tahun 1995, dengan dilatarbelakangi keinginan pribadi dia menekuni membuat kaki palsu untuk membantu penyandang disabilitas yang dipelajarinya secara otodidak.
“Saya bikinin kaki untuk saudara-saudara saya mulai tahun 95. Saya belajar sendiri, otak atik sendiri,” ujar Sugeng.
Di bengkel kaki palsu ini membuat ragam jenis dan desain yang di sesuai kan dengan kebutuhan, kondisi dan keinginan pasien sehingga kaki palsu dapat berfungsi dengan baik dan maksimal.
Kaki palsu dibuat untuk pasien yang mengalami amputasi atau kurang sejak lahir pada tubuh bagian bawah. Ada berbagai jenis kaki palsu yang dibuat untuk pasien seluruh wilayah Indonesia dan ditentukan berdasarkan keadaan pasien itu sendiri.
Awalnya dia hanya membuat dibawah lutut. Hingga akhirnya, dia mendapatkan pesanan di atas lutut. Disitulah ia baru memikirkan bagaiamana caranya membuat kaki palsu sampai diatas lutut. Dengan cara otak-atik saja, ia bersyukur bisa membuat kaki palsu lutut ke bawah generasi pertama versi dirinya.
Selam proses pembuatan, pria kelahiran Palembang ini tak henti-hentinya membuat inovasi kaki palsu yang dapat dipergunakan untuk keperluan berbagai kegiatan. Seperti olahraga dan salat.
“Sekarang untuk lutut sudah generasi ke sepuluh,” tukas dia.
Meski demikian, kaki palsu generasi ke 10 yang ia rakit 4 tahun lalu tidak bisa dikatakan sempurna. Karena belum bisa dibuat menendang. “Kalau generasi 10 bisa buat salat, duduk takhiyat. Otakku nanti masih mau revisi yang genarasi ke 10 ini,” tandasnya.
Sugeng menguraikan, dulu bengkel yang ia dirikan memiliki 35 pegawai, kini hanya sisa 8 pegawai. Kaki palsu dibuat berdasarkan pesanan dari pasien. Bahan dasarnya berupa fiber yang didesain sedemikian rupa menyerupai kaki.
Untuk beberapa kaki palsu ia menggunakan resin, fiber, katalis, spon, besi, hingga plastik dari tong air yang mudah melebur. Semua pekerjaannya ini dilakukan secara manual dengan didukung mesin bubut.
Proses pengerjaaannya cepat, hanya 2 sampai 3 jam untuk satu kaki palsu yang dipesan secara custom atau sesuai keinginan dan kebutuhan penggunanya. Dalam sehari, bengkelnya bisa melayani sampai 20 orang.
“Kalau sudah selasai kita rapikan, baru kita cobakan ke orangnya. Cuman yang lama itu proses settingnya (pengaturan), kadang kurang tinggi, kurang besar,” papar Sugen.
Pengguna produknya kebanyakan penyandang cacat di sekitar Jawa Timur dan beberapa komunitas sosial. Bengkel ini juga melayani pasien dari berbagai daerah seperti Surabaya, Blitar, Jakarta dan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia.
Uniknya lagi, yang berada di luar kota Mojokerto dapat memesan kaki palsu ini via online.
Sugeng mengaku tidak meminta bayaran dari para setiap pemesan kaki palsu. Hanya saja ia menjelaskan ongkos material pembuatannya sekitar Rp 3 juta. “Ongkos pembuatanya seikhlasnya. Kadang ada yang ngasih sampai Rp 10 juta, dia (pemesan) berarti mengapresiasi saya kan,” paparnya.
Ia menambahkan, kalau ada orang tidak mampu bisa melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan/desa tempat mereka tinggal.
“Kalau sudah ada tinggal bawah ke sini persyaratannya. Bawah fotocopy KK dan KTP,” imbuh pria berusia 40 tahun ini.
Dengan kaki palsu ini, para penyandang cacat merasa tertolong sehingga dapat berjalan kembali layaknya manusia normal pada umumnya.