Peristiwa

Enam Ekor Sapi Tak Mampu Menarik Kepala Kalla dari Sungai

Gundriwo Mewakafkan Tanahnya untuk Arca Pentul

KEDIRI, FaktualNews.co – Dua benda purbakala berbentuk kepala Kalla yang berada di Sungai Pentul, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, ternyata pernah berusaha dievakuasi oleh pemerintah desa setempat, namun gagal.

Proses evakuasi dilakukan dengan cara ditarik menggunakan 6 ekor sapi, namun gagal. Dan setelah itu oleh masyarakat Dusun Kranggan, kedua batu kepala Kalla dibiarkan di dasar Sungai Pentul. Warga Dusun Kranggan sendiri tidak mengetahui, bagaimana sejarahnya batu kepala Kalla (Mbah Pentul) bisa berada si dasar Sungai Pentul.

“Saya hanya mendengar cerita orang tua saya, kalau dulu batu Kepala Kalla (Mbah Pentul)  pernah akan dievakuasi menggunakan 3 pasang lembu namun gagal,” cerita Gundriwa, tokoh desa setempat, Minggu (12/6/2022).

Gundriwa menambahkan, Kalau batu kepala Kalla yang kecil (Mbah Penthul) memang sering digunakan oleh beberapa orang untuk ritual. Kadang orang punya hajatan melakukan ritual di batu penthul yang kecil.

“Yang batu penthul kecil biasanya ada orang yang melakukan ritual, dengan membakar kemenyan atau dupa. Kadang-kadang di hari-hari tertentu kalau malam terdengar suara gamelan Jawa dari sekitar batu Mbah Pentul,”kata Gundriwa.

Setelah dievakuasi kedua batu kepala Kalla akan ditaruh diletakkan di tanah milik Gundriwa yang rela mewakafkan tanahnya untuk ditempati arca yang diangkat tersebut. Dari pewakafan yang dilakukannya itu, dirinya bermaksud agar arca ini nantinya akan dijadikan sebagai media pendidikan budaya.

“Timbul niat saya untuk mewakafkan tanah, karena saya mendapatkan bisikan bahwa sang pembuat arca ingin benda berbentuk seperti topeng pentul di tarian kuda lumping ini dapat dijadikan pendidikan budaya oleh banyak orang,” ujar Gundriwa.

Keyakinan untuk mendedikasikan tanah pribadinya untuk pelestarian salah satu peninggalan sejarah ini semakin mantap, saat acap kali teman-temannya  menyampaikan rasa iba terhadap Arca Pentul ini karena telah lama hanya berada di aliran sungai.

Pria berusia 68 tahun ini menyebutkan luas tanah yang akan diwakafkannya ini berupa akses jalan sepanjang 100 dengan lebar 2 meter, dan  5 x 9 meter untuk penempatan arca.

“Kami hanya berharap, kedepannya pemerintah daerah terus memperhatikan Arca Pentul dengan membuatkan pendopo untuk museum desa, agar menjadi ikon Desa Kranggan,” tutup Gundriwa.