TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) Segawe Tulungagung sudah overload sampah. Sedangkan rencana pembuatan TPA baru yang berada di Desa Banyuurip, Kecamatan Kalidawir diprediksi molor dari target.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Makrus Manan mengatakan, TPA Segawe merupakan satu-satunya TPA di Tulungagung. Diperkirakan TPA Segawe hanya mampu bertahan dua tahun lagi untuk menampung sampah masyarakat Tulungagung.
“Tiap hari sampah yang masuk ke TPA Segawe itu mencapai 120 Ton. Sedangkan saat ini kondisi TPA Segawe sudah overload,” tuturnya.
Itu sebab, Makrus telah menyiapkan beberapa berkas untuk pembangunan TPA baru yang berada di Desa Banyuurip. Pada Maret 2022 lalu, pihaknya sudah mengajukan berkas izin pinjam kawasan hutan (IPPKH) kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun ternyata masih ada berkas yang kurang.
“Berkas yang kurang adalah peta shapefile (SHP), tapi saat ini sudah kami susulkan. IPPKH ini menjadi sangat penting dalam pembangunan TPA Banyuurip,” jelasnya.
Selain itu, rencana pembangunan TPA Banyuurip juga sedikit mengalami kendala dari masyarakat sekitar. Beberapa warga menolak karena lokasi yang akan dibangun TPA dekat sumber mata air.
“Tapi berdasarkan kajian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang dilakukan Universitas Brawijaya, pembangunan TPA Banyuurip tidak akan berdampak pencemaran terhadap lingkungan. Kami akan mencoba melakukan sosialisasi lagi ke warga,” paparnya.
Makrus menargetkan, pada 2023 TPA Banyuurip mulai dibangun. Untuk anggaran yang dibutuhkan Rp 50 Miliar. Sedangkan untuk luasan TPA Banyuurip mencapai 49,38 hekatare atau 10 kali lebih besar dari pada TPA Segawe.
“Kami akan telah membuat tiga rencana untuk sumber dana. Pertama kami akan mencoba pembangunan TPA Banyurip diambilkan dari APBN. Apabila tidak bisa, kami akan mencoba mengambil dari APBD. Jika keduanya tidak dimungkinkan, maka kami akan menggandeng pihak ketiga untuk membangun TPA Banyuurip,” terangnya.
Menurut Makrus, TPA Banyuurip memiliki sistem pengelolaan sampah yang berbeda dengan TPA Segawe. Pengelolaan sampah di TPA Banyuurip akan menggunakan sistem berkelanjutan, sehingga TPA yang baru bisa bertahan lama dan bisa menampung berton-ton sampah.
“Pembangunan TPA Banyuurip ini sangat penting sekali. Maka dari itu kami akan terus berupaya agar segera terealisasi,” pungkasnya.(hammam)