JOMBANG, FaktualNews.co – Puluhan warga penerima bantuan tunai di Desa Gumulan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Kamis (16/6/2022) geruduk kantor desa setempat. Mengusung sejumlah poster tuntutan kontra dengan aksi belasan warga sebelumnya.
Berbeda dengan aksi belasan warga sebelumnya yang mengungkapkan adanya dugaan pungli dilakukan oknum perangkat desa dan meminta pemecatan. Namun kali ini sebaliknya, aksi warga kedua yang merupakan penerima bantuan ini bertentangan dengan aksi sebelumnya.
Adapun tuntuan puluhan warga kali ini dalam aksi damai menginginkan kedamaian dan tidak ada isu pemecatan oknum perangkat desa yang dituding melakukan pungli, sebagaimana yang tercantum dalam poster aksi.
“Tidak ada pungli, tidak ada pemaksaan, murni tanda terimakasih kepada aparat desa setelah mendapat bantuan,” kata Lifyati (50) salah satu peserta aksi, di lokasi.
Lifyati mengaku jika uang yang diberikan kepada oknum perangkat desa telah dikembalikan dengan total Rp 125 ribu.
“Waktu itu dapat Rp 600 ribu memberikan Rp 100 ribu, Selanjutnya Rp 300 ribu berikan Rp 25 ribu. Total Rp 125 ribu sudah dikembalikan semuanya. Kami berharap damai, gaka ada gini-gini lagi,” katanya.
Berhembus kabar jika aksi sebelumnya yang dilakukan oleh belasan orang, tidak semuanya penerima bantuan, Lifyati mengaku tidak sependapat.
“Bukan penerima, yang menerima ini yang asli, ya gak setuju,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Desa Gumulan, Harun mengatakan, atas aksi kedua belah pihak warganya dengan tuntutan berbeda, tidak mengetahui dan hanya menampung aspirasi.
“Itu nanti bisa dikonfirmasi ke masing-masing koordinator. Kalau dari pihak pemdes kita menunggu ada inspektorat, nunggu hasil dari inspektorat saja,” ungkapnya.
“Kalau saya sendiri ngapunten ada yang laporan begitu, desa hanya menampung aspirasi kita laporkan ke Camat,” tambahnya.
Lebih jauh tentang tuntutan aksi belasan warga yang berbeda dengan pihak aksi warga saat ini, terkait pemecatan perangkat desa, menurut Harun belum ada.
“Tadi tuntutannya jangan pecat, ingin damai, kami tampung kami sampaikan. Kalau pecat sih engga, sekarang pihak pemdes belum ada itu, kami nunggu proses kami sampaikan, ke pak camat disampaikan ke inspektorat,” pungkasnya.
Pantauan di lokasi, aksi warga tersebut sempat diwarnai kepanikan ketika salah satu dari mereka, seorang perempuan pingsan diduga akibat kelelahan.