TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Kasus suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah menyebar di 16 dari 19 Kecamatan di Tulungagung.
Bahkan 60 persen ternak yang suspek PMK merupakan sapi perah, yang berdampak pada menurunnya produksi susu di Tulungagung, (17/06/2022).
Kabid Kesehatan Hewan (Keswan), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, Tutus Sumariyani mengatakan, perkembangan kasus suspek PMK di Tulungagung terbilang cepat.
Dari kasus suspek di 4 kecamatan, kini sudah merambah ke 16 kecamatan di Tulunaggung.
“Untuk saat ini wilayah yang bebas kasus suspek PMK di Kecamatan Kauman, Tulungagung dan Campurdarat. Sedangkan total hewan ternak yang suspek PMK mencapai 617 ekor,” tuturnya.
Tutus menjelaskan, dari 617 ekor hewan ternak suspek PMK, 233 ekor sudah sembuh, 376 ekor sakit, 3 ekor mati dan 5 ekor dipotong paksa. Untuk hewan yang mati itu ditemui gejala perut gembung dan hewan tidak mau makan.
“Kasus kematian 3 hewan ternak itu berada di Kecamatan Pagerwojo. Penularan PMK ini sangat cepat, karena virus bisa menyebar lewat udara,” jelasnya.
Menurut Tutus, jika berdasarkan data, 60 persen atau sekitar 370 hewan ternak yang suspek PMK adalah sapi perah. Hal ini membuat produksi susu di Tulungagung berkurang.
Pasalnya, hewan yang suspek PMK tidak mau makan dan menyebabkan asupan nutrisinya berkurang. Sehigga membuat susu tidak bisa keluar.
“Karena hewan yang suspek PMK itu diberikan antibiotik, sehingga kandungan residu pada susu yang dihasilkan tinggi. Sedangkan pada normalnya, produksi susu di Tulungagung mencapai 150 Ton, dan saat ini produksi susu sedang menurun. Untuk angka pastinya masih belum kami terima datanya,” paparnya.
Terkait dengan vaksinasi PMK, Tutus mengungkapkan berdasarkan informasi dari Pemprov Jatim, jadwal vaksinasi akan dilakukan pada pekan depan.
Namun untuk berapa kuota vaksin PMK yang didapatkan Tulungagung, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui.
“Jika nanti vaksin sudah datang, akan diberikan kepada wilayah prioritas. Terutama bagi sapi perah dan sapi potong yang menjadi pembibitan,” pungkasnya.(Hammam)