FaktualNews.co

Gelar Aksi Sampaikan Lima Tuntutan pada Presiden RI

Kondisi Petani Jember Hidup Segan Mati Tak Mau

Peristiwa     Dibaca : 810 kali Penulis:
Kondisi Petani Jember Hidup Segan Mati Tak Mau
Unras puluhan petani di Jember untuk menyampaikan tuntutan kepada Presiden RI.

JEMBER, FaktualNews.co – Puluhan petani yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember. Menggelar aksi unras di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Kecamatan Patrang, Jember. Dalam aksi tersebut mereka menyampaikan lima poin tuntutan kepada Presiden RI Joko Widodo.

Menurut Ketua HKTI Jember Jumantara saat dikonfirmasi di sela aksi, adanya aksi unjuk rasa itu sebagai bentuk protes petani kepada pemerintah. Terlebih terkait kondisi petani saat ini, kata Jumantara, di tengah perayaan Hari Krida Pertanian masih belum bisa dikatakan baik dan layak.

“Komiditi pertanian di Jember saat ini, seperti jagung, lombok, dan padi, ataupun komoditas lainnya. Dalam kondisi hidup segan mati tak mau. Jangan bangga lombok mahal, karena banyak petani menderita,” kata Jumantara saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di tengah aksi, Kamis (23/6/2022).

Kondisi pertanian yang tidak sesuai harapan, kata Jumantara, Karena disebabkan oleh cuaca ekstrem. “Ditambah kondisi pupuk juga mahal. Bahkan akibatnya banyak hasil pertanian tidak panen,” tegasnya.

“Sehingga kami mewakili para petani di Jember, melakukan aksi unjuk rasa ini. Menunjukkan, bahwa sebagai wujud nyata. Petani itu ada,” sambungnya.

Dalam aksi unjuk rasa itu, lanjutnya, para petani di Jember bermaksud untuk menyampaikan tuntutan kepada Presiden RI. Disampaikan dan dapatnya diteruskan oleh Bupati Jember.

“Lewat aksi ini, kami menuntut 5 hal dan berharap aspirasi ini diteruskan bupati kepada Presiden RI. Lewat surat aspirasi. Pertama itu, revisi HPP gabah yang kami nilai sudah tidak relevan. Karena sudah lebih 5 tahun harga gabah seperti itu,” sebutnya.

Lanjut pria yang juga petani asal Desa Jelbuk ini, tuntutan kedua adalah jangan cabut pupuk subsidi. “Tolak (aturan) pencabutan pupuk subsidi. Petani belum mampu membeli pupuk non subsidi yang harganya selangit. Ketiga, berikan jaminan harga (komoditi pertanian) yang menguntungkan buat petani. Karena petani sekarang buntung, bukannya untung,” ujarnya.

Keempat, kata Jumantara, diharapkan pemerintah memperhatikan tata niaga yang baik dan benar buat petani. Sehingga petani tidak rugi. “Kelima, bagaimana pemerintah serius mengatasi penyakit yang namanya PMK itu. Kenapa? Karena tahun ini tahun menderita. Terlebih lagi akibat PMK itu, peternak juga merugi. Apa korelasinya? Petani juga punya ternak. Dikala petani gagal panen, harapan satu-satunya menjual ternak. Tapi ternak kondisinya juga malah tidak laku, bahkan sampai ditawar murah,” tegasnya.

Lebih lanjut Jumantara mengatakan, dengan tuntutan yang disampaikan itu. Diharapkan ada perhatian serius dari pemerintah.

“Tuntutan ini yang kami sampaikan. Sengaka disampaikan saat momen Hari Krida ini. Kami harap pemerintah tidak tutup mata. Kami inginkan pemerintah lebih peduli. Ingat penyangga tatanan republik ini adalah petani,” tandasnya.

Terkait tuntutan yang disampaikan massa aksi, Wabup Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman mengatakan adanya aspirasi yang disampaikan para petani adalah bentuk ikhtiar dari petani untuk mendapatkan haknya yang layak.

“Sehingga kami mewakili pemerintah daerah, akan meneruskan amanah ini. Karena benar seperti yang disampaikan. Pertanian adalah peyangga negara kita, dan dari petani ini kita mendapatkan makanan untuk sehari-hari,” ujarnya.

Terkait pengamanan aksi, Kapolres Jember AKBP Hary Purnomo memimpin langsung pengamanan aksi yang dilakukan puluhan petani itu. “Kami siap mengamankan aksi penyampaian aspirasi dari petani ini. Karena memang dipersilahkan penyampaian aspirasi di muka umum itu,” ujarnya.

Pantauan di lokasi aksi, sebagai lanjutan bentuk unjuk rasa. Massa aksi menggelar acara makan bersama dengan beralaskan daun. Dengan bahan makanannya merupakan hasil-hasil pertanian. Kapolres Jember juga diajak dalam giat makan bersama itu.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris