JEMBER, FaktualNews.co – Empat titik perlintasan kereta api tanpa palang pintu di wilayah PT. KAI Daop 9 Jember, ditutup paksa. Hal itu dilakukan, pasalnya di empat lokasi itu sering menyebabkan kecelakaan.
Penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan perkeretaapian. Sesuai amanat Peraturan Menteri (PM) nomer 94 Tahun 2018.
Terkait penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu, kata Vice President PT KAI Daop 9 Jember, Broer Rizal, merupakan proses lanjutan dari KAI yang sudah dilakukan beberapa waktu sebelumnya.
“Awalnya ada 20 titik yang kami tutup. Ditambah hari ini ada empat titik yang ditutup serentak. Total untuk penutupan itu, sudah ada 24 titik,” jelas Broer saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Stasiun Jember, Kamis (23/6/2022).
Empat titik yang ditutup serentak itu, ujar Broer, berada di Km 96+5/6 antara Stasiun Bayeman – Probolinggo.
“Km 131+4/5 antar Stasiun Ranuyoso – Klakah, Km 26+5/6 antara Stasiun Garahan – Mrawan dan Km 34+4/5 antara Stasiun Mrawan – Kalibaru,” sebutnya.
Penutupan secara serentak itu dilakukan bersama Dinas Perhubungan di tiap-tiap kota/kabupaten.
“Mulai Probolinggo, Jember, Banyuwangi dan juga Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Bagian Timur,” sambungnya.
Broer juga menjelaskan, penutupan perlintasan kereta api tanpa palang pintu itu, berdasarkan angka kerawanan kecelakaan kereta api.
“Dimana sejak awal Januari 2022 sampai 23 Juni 2022, wilayah Daop 9 Jember. Tercatat ada 38 kecelakaan di sepanjang Stasiun Bangil Pasuruan sampai dengan Ketapang Banyuwangi. Akibat kecelakaan itu lima orang luka ringan, 16 orang korban meniggal dunia, dan sisanya tidak mengalami luka,” ulasnya.
Dari 38 kecelakaan itu, lanjut Broer, di antaranya tiga insiden terjadi di Kabupaten Pasuruan, dengan korban 2 orang luka riangan dan 3 orang meninggal dunia.
“Kemudian di Kota Probolinggo, tercatat ada 11 insiden kecelakaan dengan korban satu orang luka ringan dan 8 orang meninggal. Sementara di Kabupaten Lumajang, tercatat ada 7 kejadian kecelakaan, namun tidak sampai menimbulkan korban,” jelasnya.
Sementara untuk di Jember, kata Broer, terjadi 8 kali kecelakaan dengan korban 2 orang meninggal dunia.
“Disusul Banyuwangi dengan 9 insiden kecelakaan, 2 korban luka ringan dan 4 orang meninggal,” sebutnya.
Mayoritas kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan dan kereta api itu terjadi di perlintasan sebidang.
“Awal tahun 2022, perlintasan sebidang sepanjang Stasiun Bangil-Ketapang tercatat ada 346 titik. Dari 346 titik itu, ada 93 titik yang dijaga dan 253 yang tidak dijaga. 253 pelintasan sebidang yang tidak dijaga tersebar di perlintasan kereta Daop 9 Jember,” ulasnya.
“Sementara di Kabupaten Pasuruan ada 54 titik, Kabupaten Probolinggo 69 titik, Kabupaten Lumajang 36 titik, Kabupaten Jember 112 titik dan Kabupaten Banyuwangi 75 titik,” sambungnya.
Namun demikian, lanjut Broer, meski dilakukan penutupan paksa. Masih ada jalur alternatif.
“Meskipun perlintasan sebidang tanpa palang pintu itu ditutup, namun masih ada jalur alternatif yang bisa dilalui. Jalur alternatif itu terletak tidak jauh dari lokasi yang ditutup, berjarak kurang dari 800 meter,” pungkasnya.