FaktualNews.co

Belum Tersentuh Sosialisasi, Peternak Cangkring Situbondo Cat Merah Sapi guna Cegah PMK

Peternakan     Dibaca : 605 kali Penulis:
Belum Tersentuh Sosialisasi, Peternak Cangkring Situbondo Cat Merah Sapi guna Cegah PMK
FaktualNews.co/fatur
Sapi milik Andi Dwi Stiawan, warga Dusun Cangkring, Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, yang diberi tanda warna merah di kepalanya.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Para peternak di Dusun Cangkring, Desa Curahtatal, Kecamatan Arjasa, Situbondo, memberi warna merah pada sapinya, dengan menggunakan pewarna kue.

Itu dilakukan guna mengantisipasi hewan ternaknya terserang PMK. Konon, jika sapi sudah diberikan tanda merah itu, akan dijauhkan dari segala bentuk penyakit, termasuk penangkal PMK yang sudah meresahkan para peternak di Kabupaten Situbondo.

Andi Dwi Setiawan (42), pemilik sapi asal Dusun Cangkring, Desa Curahtatal mengakui tindakan memberi tanda merah terhadap sapi itu, sebagai bentuk ikhtiar dalam menangkal PMK.

Meskipun tidak masuk akal, namun dirinya mencoba untuk mengikuti saran dari beberapa tetangga, agar sapi yang dipelihara tidak terserang PMK.

“Saya tidak ingin sapi peliharaan terserang penyakit, jadi saya ikuti saran dari tetangga. Selain itu, memberi tanda merah tidak membutuhkan modal dan tenaga yang banyak,” ujar Andi Setiawan, Senin (27/6/2022).

Pria yang akrab dipanggil Andi menambahkan, pemberian warna merah itu memang tidak jelas asal-usulnya. Namun, sejak kecil dirinya sudah pernah melihat sapi di desanya di berikan tanda merah.

Hanya saja dia baru mengetahui sekarang, kalau pemberian tanda merah itu sebagai cara menangkal penyakit. Dan saat ini warga kembali menerapkan tradisi tersebut, setelah mendengar adanya PMK.

“Bukan hanya sapi saya yang diberi tanda merah, namun sapi warga di Dusun Cangkring juga diberi tanda merah. Konon tanda merah itu sebagai penangkal segala penyakit,” bebernya.

Andi menegaskan, dampak mewabahkan PMK di Situbondo, para pemilik di Dusun Cangkring banyak yang takut untuk mengawinkan sapi peliharaanya kepada sapi milik tetangganya.

Sehingga warga banyak memilih suntik hewan daripada mengawinkan hewan. Akibatnya pemilik sapi jantan tak lagi memiliki penghasilan.

“Di sini mengawinkan sapi harus bayar, kadang ada yang memberi seekor ayam. Saya sendiri juga terdampak PMK sekarng, soalnya banyak yang takut mengawinkan sapinya ke sini. Tapi alhamdulillah, sapi milik saya dan keluarga saya aman dari penyakit PMK,” katanya.

Andi mengatakan, karena mewabahnya PMK sudah meresahkan peternak, pihaknya berharap kepada dinas terkait di Pemkab Situbondo untuk melakukan sosialisasi tentang PMK.

Sebab, hingga kini, belum ada sosialisasi atau penyemprotan yang datang ke kandang warga.

“Saya mendapat informask banyak kandang sapi yang disemprot oleh pemerintah, tapi di sini belum ada. Saya berharap disini juga ada penyemprotan, sebagai upaya antisipasi sapi warga terjangkit PMK,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah