Tutup Pintu Koalisi dengan PKS dan Demokrat, Pakar: PDIP Bakal Dicap Partai Sombong
JAKARTA, FaktualNews.co – Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, PDIP bakal dicap sebagai partai sombong oleh masyarakat, setelah menyatakan menutup pintu koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat.
Pernyataan tak akan berkoalisi dengan kedua partai itu sebelumnya disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Menurut Ujang, pernyataan seperti itu seharusnya tidak Hasto ungkapkan ke publik. Menurut Ujang, jika PDIP sudah berkomitmen sama sekali tidak mau bekerja sama dengan PKS dan Demokrat, hal tersebut disimpan dalam internal partai saja.
“Tidak boleh di-publish ke media, karena risikonya PDIP akan dianggap partai sombong dan menjadi persoalan,” ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Rabu (29/6/2022).
Ujang mengatakan, sikap Hasto yang secara terang-terangan anti terhadap PKS dan Demokrat, bakal mendapat respons buruk dari publik.
Menurut Ujang, sikap partai berlambang banteng itu bertolak belakang dengan nilai yang selalu mereka gaungkan, yakni tentang politik kebangsaan.
“Kalau mengusung koalisi kebangsaan, maka tidak boleh alergi dengan partai mana pun, apa lagi Demokrat dan PKS termasuk partai yang mendukung nilai-nilai kebangsaan itu, baik dalam konteks membangun nasionalisme atau Islam modern,” kata Ujang.
Sebelumnya, Hasto memastikan partainya tidak akan berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2024. Menurut dia, partai pimpinan Megawati itu sulit bekerjasama dengan partai tersebut.
“Kalau dengan PKS, tidak,” ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Juni 2022.
Sementara dengan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono, Hasto juga mengaku sulit membangun koalisi.
“Koalisi harus melihat emotional bonding pemilih PDIP, wong cilik yang tidak suka kamuflase politik, mereka ingin yang bicara dengan bahasa rakyat. Kalau saya pribadi, sebagai Sekjen, memang tidak mudah untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan itu,” ujar Hasto.
Menurut Hasto, partainya mengedepankan etika politik dan melihat faktor historis dalam upaya pembangunan koalisi. Hasto menyebut PDIP memiliki kedekatan historis dengan PAN, PKB, PPP, Golkar, dan Gerindra.
Hasto sebelumnya pernah mengungkap bahwa PDIP cenderung bekerjasama dengan partai yang memiliki rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan seperti halnya partai banteng tersebut.
Hasto lantas menyebut beberapa partai. Di antaranya Partai Golkar, yang cikal bakal partai ini muncul dari terobosan politik Sukarno di akhir 1950-an yang membentuk kelompok-kelompok fungsional, Golongan Karya salah satunya.
Selanjutnya berdiri organisasi konfederasi pada 1964 dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya—cikal bakal Partai Golkar hari ini.