FaktualNews.co

Diduga Melakukan Aksi Begal Payudara, Pria Pengangguran di Mojokerto Berurusan dengan Polisi

Peristiwa     Dibaca : 617 kali Penulis:
Diduga Melakukan Aksi Begal Payudara, Pria Pengangguran di Mojokerto Berurusan dengan Polisi
FaktualNews.co/Lutfi.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Rizki Santoso. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – AZ (38), seorang pria pengangguran di Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto melakukan aksi tak senonoh terhadap gadis yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP).

Ia diduga melakukan pencabulan begal payudara terhadap gadis berusia 13 tahun itu yang merupakan tetangganya sendiri.

Kejadian bermula saat gadis tersebut berjalan pulang membeli minyak goreng di rumah temannnya pada Sabtu (7/6/2022), sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, korban berpapasan dengan AZ. Tiba-tiba, AZ mendekat dan langsung memeluk serta menekan payudara korban.

“Saat berpapasan dijalan dengan pelaku AZ  lalu pelaku memeluk tubuh korban dari belakang dengan kedua tangan. Pelaku sambil meremas kedua payudara korban secara bersama,” kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Rizki Santoso, saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Jumat (1/7/2022).

Kemudian gadis tersebut menceritakan kepada ibunya. Kaget mendengar pengakuan anaknya, ibunya lalu melaporkan ke Polres Mojokerto Kota.

AKP Rizki Santoso menjelaskan, ibu korban malapor kejadian yang minimpa anaknya pada 24 Mei 2022. Saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan mengumpulkan alat bukti.

“Anak itu melaporkan bersama ibunya, yang pasti kita upayakan untuk melengkapi (alat bukti). Terduga pelaku juga sudah kami periksa,” jelasnya.

Meski demikian, polisi belum menetapkan tersangka. AKP Rizki Santoso menyampaikan, kasus pencabulan ini tidak ada bekasnya. Sehingga pihaknya masih berupaya mengumpulkan alat bukti.  “Untuk bekasnya kan tidak ada, kita pakai alat bukti keterangan korban dan saksi ahli,” terangnya.

Mantan Kasat Reskrim Polres Probolinggo itu menambahkan, pihaknya juga berupaya memeriksa kondisi psikoligi korban, karena dimungkinkan korban memberikan keterangan palsu.

“Kita upayakan untuk ahli psikologi, anak ini bohong apa benar sebenarnya. Karena saksi-saksi yang melihat secara langsung kan tidak ada,” pungkasnya

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin