Ekonomi

Gantikan Bahan Bakar Fosil, DLHK Sidoarjo Kirim Puluhan Ton Olahan Sampah ke PLTU di Tuban

SIDOARJO, FaktualNews.co – Untuk mendukung rencana pemerintah pusat terkait menggantikan batu bara untuk PLTU, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo menciptakan olahan sampah menjadi butiran kecil yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil atau bahan biomassa pengganti batu bara.

Kepala DLHK Sidoarjo M Bahrul Amig mengatakan, sedikitnya 60 ton hasil olahan sampah tersebut dikirim ke PLTU Tanjung Awar Awar, Kabupaten Tuban untuk di uji coba. Jika memenuhi syarat maka juga akan digunakan sebagai pengganti batu bara di PLTU Paiton.

“Inovasi yang bisa sidoarjo lakukan yang bisa menghasilkan rdf dan fluf dan diminati pln. Hari ini akan diuji bakar dan semoga memenuhi syarat teknis dan kapasitasnya bisa di tingkatkan. Yang dikirim ini 60 ton dan kita tunggu hasilnya,” kata M Bahrul Amig, Rabu (13/7/2022)

Rencana ini, lanjut Amig, sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2015, Pemerintah Daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.

“Saya ingin Sidoarjo menjadi kota pertama yang menuntaskan sampah. Kerja sama dengan PJB yang akan merubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat (menjadi bahan bakar PLTU.red) akan menjadi salah satu langkaf solutif mewujudkan hal tersebut.” katanya

Pengelolaan yang telah dilakukan sejauh ini berupa pemanfaatan kembali sampah, pendaur ulang sampah, pengolahan sampah menjadi bahan baku pakan ternak dan kompos, serta dimanfaatkan menjadi sumber energi.

“Dengan upaya tersebut, PJB bisa mewujudkan dua tujuan, yakni mengelola sampah kota serta menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target karbon netral pada 2060,” pungkasnya.

Sementara itu, Rachmanoe Indarto, Direktur Operasional 2 Pt Pjb mengatakan jika kebutuhan batu bara yang dipakai Paiton dan Tuban, sekitar 2000 ton. Selama ini pihaknya menggunakan limbah gergajiam kayu. Namun, jumlah yang diperlukan selalu kurang.

“Nanti secara komposisi dan uji pembakaran aman bisa seluruhnya bisa dipakai. Ini sampah yang pertama dan sebelumnya dipakai limbah gergajian kayu dan ini jumlahnya terbatas dan sering kurang,” kata Direktur Operasional 2 Pt Pjb Rachmanoe Indarto.