Bisnis Produk Rajutan, Perempuan Jombang Ini Berupaya Tembus Mancanegara
JOMBANG, FaktualNews.co – Berbisnis dengan produk bernilai seni sekaligus ekonomi banyak dilakukan. Di antaranya dalam bentuk boneka, baju dan lainnya berbahan dari rajut/rajutan.
Adalah Endang (56) warga Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, yang salah satunya menekuni bisnis dengan produk kerajinan rajutan.
Endang yang pernah menjadi guru ini menekuni kerajinan rajut dengan kemampuannya mempadu-padankan, serta menghitung setiap untaian rajutan dalam sebuah karya, yang diharapkan dapat menembus pasar mancanegara.
Berbekal kegemarannya sejak lama, kini Endang mencoba peluang bisnis rajutnya dengan belajar dari media sosial dan komunitas.
“Secara usaha sudah 10 tahun. Melihat di facebook banyak yang bikin terus lihat dari youtube, tenyata bisa. Kemudian mulai menjual ini,” kata Endang, Sabtu (16/7/2022).
Karena tergolong homemade atau pembuatan secara manual dan individu, dalam menghasilkan sebuah produk ia harus menyelesaikan dengan waktu yang tidak singkat.
“Untuk membuat baju itu sebulan dapat 1 baju, seperti boneka paling tidak dua minggu,” ujarnya
Untuk pemasaran boneka atau baju rajut ini, Endang mengandalkan jejaring dan juga media sosial (online) agar produk bernilai seni ini dapat dikenal oleh khalayak umum.
“Kalau pemasaran ini saya di rumah, jadi banyak pakai online. Untuk luar negeri kami kemarin mencoba peci rajut ke Turki dan ini masih menunggu kabar lanjutannya,” ungkapnya.
Menurutnya berbisnis produk rajut ini mempunyai tantangan yang harus dihadapi, mulai dari harga yang tergolong lumayan mahal karena sesuai tingkat kerumitan, juga peminat rajut ini orang dengan selera seni tinggi.
“Harganya yang temurah boneka kecil Rp 10-15 ribu, paling mahal seperti baju itu Rp 500 ribu. Produk ini kan belum tentu semua akan suka, kita bisa terjual saja sudah senang, karena pasarnya juga orang yang suka seni. Yang menghargai proses dan hasil dari pembuatannya,” papar Endang.
Selain itu sejumlah kendala seperti pemasaran yang lebih luas, serta pemenuhan pesanan harus dikerjakan sendiri, kerap kali menghambat bisnis rajutnya.
“Kalau kendala mungkin pemasaran, tapi kami ada grup atau komunitas bisa berbagi job. Terus ini juga masih sendirian bikinnya jadi proses pembuatan agak lama,” katanya.
Sebuah produk rajut merupakan hasil memadupadankan dan menguntai setiap benang dengan warna-warna yang diinginkan sehingga hasilnya sempurna, menggunakan alat-alat khusus untuk bagian detilnya.
“Jadi memang selain telaten, dalam merajut itu juga harus tahu hitungannya untuk menghasilkan setiap warna dan rajutannya dalam rangkapan benang, jadi gak asal. Dan alat-alatnya juga harus siap seperti hakpen, gunting, korek, tentu benang yang berbagai jenis,” pungkasnya.