Peristiwa

Bupati Kediri ‘Dilabrak’ Emak–Emak, Begini Tanggapannya

KEDIRI, FaktualNews.co – Ida Royani (45), warga Kecamatan Wates ‘melabrak’ Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana karena merasa diberi harapan palsu oleh oknum pejabat pemerintahan.

Momen ini terjadi ketika Bupati Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) sedang melihat stand emak-emak di kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.

Kala Mas Dhito menghampiri meja dengan nomor 038 dan membaca menu makanan yang akan dibuat oleh Ida dan kawan satu timnya, Ida langsung menghujani Mas Dhito, dengan berbagai keluhan.

“Yang pertama kita ingin teman-teman yang ada di Hongkong bisa dibuatkan E-KTP di sana,” kata Ida menyampaikan aspirasinya, Senin (18/7/2022).

Sebab, kata Ida, cuti bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Hongkong hanya dua minggu dan tidak ada waktu kalau harus mengurus ke pencatatan sipil ke Kabupaten Kediri.

Terlebih, dengan jangka waktu tersebut, waktu cuti tersebut masih terpotong untuk menjalani karantina. “Oke. Berapa orang?” tanya Mas Dhito.

“Ya bapak bisa lihat di Dinas Tenaga Kerja,” kilah Ida.

“Nanti kita akan data dan berikan E-KTP,” jawab Mas Dhito kepada wanita yang ternyata mantan PMI itu.

Belum sempat menyelesaikan penjelasannya, pembicaraan Mas Dhito dipotong Ida. Dirinya menginginkan adanya sosialisasi perizinan bagi kawan-kawannya yang masih di luar negeri itu.

“Itu yang pertama. Yang kedua tentang sosialisasi izi-izin. Kalau bisa yang ada di Hongkong itu diberikan sosialisasi bagaimana cara membuat NIB dan lain sebagainya,” tutur Ida.

“Yang Ketiga, kita minta sosialisasi literasi tentang properti. Kita ingin teman-teman yang ada di luar negeri itu jika ambil atau bangun rumah di Kabupaten Kediri itu gampang, birokrasi tidak berbelit-belit,” berondong Ida.

“Dulu banyak pejabat yang ke Hongkong, kasih janji-janji nanti dipermudah kalau jadi pejabat tapi ternyata setelah mereka jadi pejabat lupa,” cerocos Ida.

Mas Dhito pun terlihat geregetan mendengar cerita oknum pejabat yang pernah memberikan harapan palsu pada salah satu warganya itu, kemudian menanyakan siapa oknum pejabat yang memberikan janji manisnya kepada Ida.

Namun Ida enggan memberikan satu nama pun kepada bupati yang kerap mengendarai motor Vespa tersebut.

“Pejabate sopo (pejabatnya siapa), buk. Pemerintahan saya?” tanya Mas Dhito mencoba mengulik cerita emak-emak berusia 45 tahun itu.

“Looh.. banyak. pemerintahan sebelum-sebelumnya,” jelas Ida pada Mas Dhito.

Karena tidak mendapatkan keterangan dari Ida mengenai oknum pejabat tersebut dan Mas Dhito tidak pernah ke Hongkong untuk menemui warga Kabupaten Kediri di sana yang menjadi PMI, Mas Dhito menjawab jika dirinya yang berjanji, tidak mungkin harapan palsu yang diberikan pada warganya.

“Saya enggak ke sana. Kebetulan saya enggak ke sana. Kalau saya janji pasti saya enggak mungkin mblenjani (mengingkari) janji,” kata Mas Dhito.