SITUBONDO, FaktualNews.co – Diduga ada masalah keluarga, seorang nenek bernama Tina alias B Sapiya (58), warga Desa Curahsuri, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya, Selasa (19/7/2022).
Nenek tiga cucu ini, nekat bunuh diri dengan cara mengikatkan tali ke kayu blandar di kamarnya. Saat kondisi rumahnya sepi, karena suaminya Leng alias Pak Sapiya (63), sedang panen tembakau di sawahnya.
Diperoleh keterangan, sebelum ditemukan gantung diri, suaminya pamit kepada korban untuk panen tembakau. Saat itu, korban menjawab iya, sehingga tanpa curiga Leng berangkat untuk memanen tembakaunya.
Namun, saat suaminya pulang ke rumahnya, dia dikagetkan dengan tubuh istrinya yang menggelantung di kamarnya. Mendapati istrinya meninggal gantung diri, Leng langsung berteriak minta tolong, sehingga puluhan warga sekitar ke lokasi kejadian.
Dibantu anak dan cucunya, Leng langsung menurunkan jasad istrinya. Selain itu, sebagian anggota keluarganya melaporkan tentang peristiwa gantung diri tersebut ke Mapolsek Jatibanteng, Situbondo.
Usai jasad korban diturunkan, pihak keluarga langsung menyiram jasad korban dengan air. Selain itu, pihak keluarga juga merendam tali yang digunakan gantung diri, karena berdasarkan warga setempat, konon hal tersebut bisa menghidupkan korban kembali.
“Saya kaget, saat pulang ke rumah, saya mendapati istri meninggal dengan tubuh menggelantung. Padahal, saat pamit berangkat ke sawah almarhumah menjawab ya,”kata Leng, sembari mengusap air matanya yang mengalir deras di pipinya.
Kapolsek Jatibanteng, Situbondo, AKP Subandriyo mengatakan, begitu mendapat informasi ada warga gantung diri, dia bersama anggotanya langsung mendatangi ke lokasi kejadian.
“Selain melakukan olah TKP di lokasi kejadian, untuk memastikan meninggalnya korban. Petugas akan membawa ke Puskesmas untuk dilakukan otopsi,” ujar AKP Subandriyo.
Menurut dia, karena pihak keluarga menolak untuk diotopsi, dan berdasarkan keterangan medis petugas Puskesmas korban murni meninggal karena gantung diri, yang dibuktikan di sekujur jasad korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Sehingga pihaknya langsung menyerahkan jasad korban kepada keluarganya untuk dimakamkan.
“Namun, sebelum diserahkan, pihak keluarga disuruh menulis surat pernyataan menolak diotopsi dan ikhlas dengan jalan hidup almarhumah. Selain itu, dalam peristiwa tersebut, kami mengamankan barang bukti tambang dan karung plastik,” pungkasnya.