FaktualNews.co

Pandemi Covid-19 Melandai, Omzet Penjualan Tajin Palappa Situbondo Mulai Naik

Kuliner     Dibaca : 1895 kali Penulis:
Pandemi Covid-19 Melandai, Omzet Penjualan Tajin Palappa Situbondo Mulai Naik
FaktualNews.co/fatur
Penampakan tajin palappa, kuliner khas Situbondo yang siap santap

SITUBONDO, FaktualNews.co – Omzet penjualan para pedagang kuliner khas Situbondo, seperti pedagang tajin palappa atau bubur bumbu kacang di Situbondo mulai naik, seiring kasus pandemi Covid-19 mulai melandai di Kabupaten Situbondo.

Tajin palappa merupakan salah satu kuliner khas Situbondo, dan wajib dicicipi para wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Situbondo. Para wisatawan dijamin akan ketagihan, dengan kuliner khas Situbondo tersebut.

Makanan ini aslinya berasal dari Madura. Dalam bahasa daerah Madura, Tajin artinya adalah bubur dan Palappa adalah bumbu.

Tajin palappa biasanya disajikan dengan rebusan sayur kangkung dan tauge yang kemudian di atasnya dibubuhi bumbu kacang yang encer.

Kuliner tradisional yang sudah dihidangkan secara turun-temurun ini menjadi salah satu hidangan sarapan wajib bagi warga di Kabupaten Situbondo. Tajin Palappa banyak dijual di pinggir jalan oleh para pedagang kaki lima.

Salah satunya kedai milik nenek Sya’ati di Lingkungan Cappore, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Situbondo. Satu porsi bubur khas Situbondo tajin palappa hanya Rp 5 ribu.

“Pada tahun 1980 an, saya menjual tajin palappa dengan harga sangat murah Rp 400 per porsi. Tapi sekarang jadi Rp 5 ribu per porsinya,” kata Sya’ati, nenek yang sudah berjualan tajin palappa sejak tahun 1970-an, Minggu (24/7/2022).

Menurutnya peminat tajin palappa tidak hanya warga lokal Situbondo, namun banyak warga dari luar daerah yang juga datang, hanya untuk menikmati kuliner khas Situbondo.

“Selain itu, untuk memberikan aroma yang khas, proses memasak bubur atau tajin, saya menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar,” tandas nenek Sya’ati.

Lebih jauh nenek Sya’ati menambahkan, saat pandemi Covid-19 pada tahun 2021 lalu, dirinya hanya membuat 2 kilogram saja, namun setelah pandemi melandai, omzet para pedagang tajin palappa mulai naik.

“Saat ini, dalam semalam saya menghabiskan berat 5 kilogram. Itupun saya membuka kedai mulai maghrib hingga pukul 24.00 WIB,” bebernya.

Mujiarto, salah seorang warga Desa/Kecamatan Prajekan, Bondowoso mengatakan, dirinya merupakan salah satu pencinta kuliner tajin palalappa. Bahkan, setiap belanja ke Situbondo, dirinya memastikan mampir ke kedai tajin palappa.

“Diakui, di dekat rumah juga ada yang jual tajin palalappa, namun rasanya berbeda dengan tajin palappa di Situbondo. Apalagi dinikmati dengan teh hangat,”katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah