MOJOKERTO, FaktualNews.co – Satu Muharam atau dalam penanggalan Almenak Jawa disebut dengan Satu Sura kerap menjadi waktu untuk melakukan ritual dalam mengawali tahun baru yang disongsong penganut kepercayaan Jawa dengan mencuci benda pusaka.
Pun kepercayaan yang tumbuh lama di masyarakat Jawa tersebut juga dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, dengan ritual jamas atau mencuci benda pusaka.
Pemkab Kabupaten Mojokerto, menyimpan ratusan pusaka di salah satu kamar khusus yang berada di pringgitan atau rumah dinas Bupati Mojokerto. Sedikitnya, terdapat 724 pusaka yang tediri dari senjata tradisional dan benda-benda antik.
Namun, pada satu sura tahun 2022 tidak semuanya dilakukan penjamasan. Hanya 95 keris dan sejumlah senjata tradisional saja yang dijamas.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito mengatakan, dari ratusan pusaka yang tersimpan ratusan tahun itu, tidak semuanya bernilai tinggi dan terkategori pusaka.
Itu diketahui setelah pihaknya melakukan identifikasi dengan melibatkan kelompok yang bergelut di bidang pelestarian keris asal Kediri pada 25 Juni 2022 lalu. Hasilnya, hanya 96 keris yang dinyatakan masuk dalam kategori keris sepuh.
“Dari sekian ratus senjata tradisional, yang masuk dalam kategori keris sepuh atau yang dibuat awal periode keris sekitar abad 7 hingga tahun 1946 total keris 95 keris,” katanya saat pegelaran Ruwat Agung Nuswantoro di Pendopo Pemkab Kabupaten Mojokerto, Jumat (29/7/2022).
Sedangkan yang lainnya masuk dalam kategori keris keputran atau duplikat, replika, dan akesesoris. 113 keris putran, 21 keris replika, dan 495 keris aksesoris.
Pemkab Mojokerto, mendatang penjamas benda antik asal Kediri, yakni Suryo Adhi Kadiri. Penjamas dilakukan di sisi barat peringgitan pada Jumat (29/7/2022) siang.
Ada ritual khusus dan beberapa sesajen yang disiapkan. Di antaranya, kemenyan, kembang tujuh rupa, telur ayam kampung, dan pisang. Semuanya itu disiapkan di dekat keris yang akan dijamas. Sebelum masuk prosesi penjamasan, disiapkan air tujuh sumber yang telah dikeramatkam di Kabupaten Mojokerto.
Selain untuk membersihkan pusaka, menurut Suryo, jamasan pada malam satu sura ini bertujuan untuk mengembalikan aura spritual seperti semula.
“Juga menjaga tradisi budaya yang sudah turun-temurun, juga menyucikan benda pusaka,” jelasnya usai kirab pusaka.
Pria 40 tahun ini menjelaskan, memang ada banyak pusaka yang tersimpan di kamar khusus peringgitan. Total yang dijamas kurang lebih 100 pusaka yang telah dinyatakan sesuai dengan standarisasi pusaka.
“Ada 100-an pusak setelah diidentifikasi. Berupa keris, tombak, dan pedang. Kategori pusaka itu ya matrialnya harus tepat, langgamnya dan peruntukkannya harus tepat,” jelasnya.
Suryo menambahkan, pusaka-pusaka yang tersimpan berasal dari berbagai daerah dan kerajaan. Paling banyak berasal dari kerajaan Mataram antara abad ke 17 dan 18.
“Ada yang dari cirebon, padjajaran, Bugis. Cuman yang paling banyak itu dari Mataram,” pungkasnya.