Dua Tahun Vakum, Pamuksan Sri Aji Joyoboyo Kediri Kembali Gelar Ritual 1 Suro
KEDIRI,FaktualNews.co – Kejayaan Kerajaan Kediri tak lepas dari kemasyhuran Prabu Sri Aji Joyoboyo. Raja yang memerintah pada 1135-1157 Masehi itu namanya begitu dikenal luas masyarakat Jawa, bahkan Nusantara. Di antara lewat kitab Jangka Jayabaya karangannya.
Raja Joyoboyo dengan kejernihan batinnya, dipercaya mampu melihat jauh ke depan, membaca peristiwa atau gejala alam dengan menembus dimensi waktu ratusan hingga ribuan tahun yang akan datang.
Mengenang kebesaran Sri Aji Joyoboyo, setiap awal tahun baru Islam diperingati dengan kirab upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Upacara adat dimulai dari Desa Menang, Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, Sabtu (29/7/2022).
Upacara adat yang pertama kalinya digelar setelah dua tahun tak diadakan akibat Pandemi Covid-19 itu pun, menarik minat masyarakat untuk datang. Sepanjang jalur dipenuhi masyarakat yang ingin melihat lebih dekat jalannya kirab.
Usai melakukan prosesi di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo, kirab dilanjutkan menuju Sendang Tirto Kamandanu yang berjarak sekitar 200 meter. Sendang ini disebut patirtan, atau mata air yang dianggap suci dan digunakan pada masa pemerintahan Prabu Sri Aji Joyoboyo.
Sendang Tirto Kamandanu yang tetap dilestarikan hingga saat ini berdasarkan keyakinan masyarakat digunakan oleh Prabu Sri Aji Joyoboyo untuk bersuci sebelum parama mokhsa atau kembali menghadap Tuhan beserta raganya.
Chatarina Etty, perwakilan dari Yayasan Hondodento Yogyakarta yang merupakan pemrakarsa dan pemandu jalannya upacara mengakui dua tahun selama pandemi kirab 1 Suro tidak dapat diadakan.
“Alhamdulillah tahun 2022 ini upacara kirab 1 Suro sudah diperbolehkan untuk diadakan, sehingga dapat membangunkan kembali semangat berbudaya masyarakat.
Chatarina menambahkan, dengan upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo tersebut, pihaknya sangat berharap masyarakat di nusantara guyub rukun, toleransi dan gotong royongnya semakin tinggi.
“Kami yakin peserta yang mengikuti upacara ritual 1 Suro sangat peduli dengan budaya di nusantara. Saya juga berharap, semua dapat belajar dari keteladanan Prabu Sri Aji Joyoboyo yang merakyat, membawa kebaikan kepada rakyat dan kemakmuran bagi kerajaannya,” ujarnya.
Sementara Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito menyatakan, Pemerintah Kabupaten Kediri sangat peduli dengan upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Pihaknya juga berjanji akan memperbaiki tempat kaputren di lingkungan Pamuksan Sri Aji Joyoboyo.
“Saya selaku kepala daerah sangat mensuport kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk instropeksi diri. Apalagi ini kan untuk mengenang sejarah kemasyhuran Prabu Sri Aji Joyoboyo, yang namanya begitu dikenal luas masyarakat jawa bahkan nusantara salah satunya lewat kitab Jangka Jayabaya,” tutup Mas Dhito (Bupati Kediri).