FaktualNews.co

Begini Keunikan Lomba Ayam Sap-sap yang Kembali Digelar di Situbondo

Sosial Budaya     Dibaca : 720 kali Penulis:
Begini Keunikan Lomba Ayam Sap-sap yang Kembali Digelar di Situbondo
FaktualNews.co/fatur
Salah seorang peserta ayamnya dari atas perahu di perairan Pasir Putih Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Situbondo menggelar lomba ayam sap-sap di kawasan wisata bahari Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Situbondo, Minggu (31/7/2022).

Lomba ini digelar untuk melestarikan tradisi turun-temurun sebagian masyarakat di Situbondo.

Pantauan FaktualNews.co di lapangan, tercatat sebanyak 23 ekor ayam mengikuti lomba ayam sap-sap. Kegiatan tersebut merupakan satu rangkaian dengan lomba mancing, yang dilepas langsung Bupati Situbondo Karna Suswandi.

Sebanyak 23 ekor ayam kampung yang diikutkan lomba itu sudah dilatih khusus. Ayam ini dilepas sekitar 150 meter dari bibir pantai. Ayam yang bisa mencapai daratan terjauh, akan keluar menjadi pemenang

“Lomba ayam sap-sap ini merupakan konservasi budaya yang kami agendakan menjadi satu rangkaian kegiatan dengan mancing,” ujar Bupati Situbondo, Karna Suswandi, Minggu (31/7/2022).

Menurut dia, lomba ayam sap-sap tradisi yang harus dilestarikan. Untuk itu, pihaknya akan menghidupkan kembali lomba ayam sap-sap dan akan menjadikan agenda rutin tahunan.

“Budaya ayam sap-sap ini perlu dilestarikan, karena memang menjadi salah satu daya tarik wisata di pantai pasir putih,”be bernya.

Sutomo, peserta lomba ayam sap-sap mengaku senang karena lomba ayam sap-sap kembali digelar di Pantai Pasir Putih. Selama ini, kegiatan lomba vakum, termasuk lomba ayam sap-sap.

“Dulu, sekitar lima tahun yang lalu, lomba-lomba di Pasir Putih dalam rangka memeriahkan HUT RI, banyak macamnya. Ada ayam sap-sap, balapan perahu, hias layar, dan lainnya. Kegiatan itu sudah tidak ada lagi sejak lima tahun yang lalu,” ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya berharap, tradisi ayam sap-sap tetap dilestarikan. Karena ini merupakan budaya nenek moyang. Katanya, dulu, ayam sap-sap ikut dilarungkan menjadi sesaji Petik Laut. Namun, ayam kampung tersebut terbang hingga mencapai daratan.

“Itu asal mula ayam sap-sap yang kemudian dilombakan hingga hari ini. Jadi, tradisi ini harus tetap dilestarikan,” ujarnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah