FaktualNews.co

Dua Pusaka Ratusan Tahun, Dihibahkan Untuk Menjaga Sejarah Desa di Tulungagung

Sosial Budaya     Dibaca : 764 kali Penulis:
Dua Pusaka Ratusan Tahun, Dihibahkan Untuk Menjaga Sejarah Desa di Tulungagung
FaktualNews.co/Hammam/
Salah satu pusaka yang dihibahkan untuk Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Selasa (2/8/2022).

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Sebagai upaya pelestarian sejarah desa, masyarakat serta budayawan di lereng Gunung Budeg, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung menggelar hibah pusaka serta metri bumi sedekah ibu pertiwi, Selasa (2/8/2022).

Setidaknya ada dua pusaka yang berusia ratusan tahun di hibahkan kepada Desa Tanggung, yakni pusaka keris jalak tilangsari serta pusaka tombak trisula berlapis emas.

Ketua Pelaksana Hibah Pusaka, Agus Utomo mengatakan bahwa hibah pusaka ini bertujuan untuk merawat dan menjaga sejarah Desa Tanggung. Dua pusaka yang dihibangkan adalah pusaka tombak trisula yang ada sejak era Majapahit akhir serta pusaka keris jalak tilangsari yang sudah ada sejak era pakubuono.

“Umurnya sudah ratusan tahun. Untuk pusaka tombak itu sudah ada sejak abad 14 Masehi, sedangkan untuk pusaka keris itu sudah ada sejak abad 17 Masehi,” ujarnya.

Agus menjelaskan, dengan dihibahkanya dua pusaka pada tahun ini untuk Desa Tanggung, maka saat ini sudah ada tiga jenis pusaka milik desa. Yakni pusaka tombak, keris dan bendara kuno. Meskipun sebenarnya di rumah budaya Gunung Budeg terdapat 30 tombak dan 40 keris, tapi yang dianggap sebagai pusaka hanya beberapa benda saja.

“Nantinya benda-benda yang dianggap pusaka ini akan diserahkan kepada Pemerintah Desa Tanggung. Agar cerita desa bisa terus terjaga dengan adanya peninggalan pusaka dari kepala pemerintahan desa yang dulu,” jelasnya.

Menurut Agus, biasanya pada bulan suro pusaka akan dilakukan jamasan. Namun, karena di Tulungagung belum dilakukan jamasan tombak kyai upas, maka pihaknya juga belum berani melakukan jamasan pusaka di Gunung Budeg. Jamasan ini bertujuan untuk merawat pusaka itu sendiri.

“Kalau perawatan pusaka itu biasanya dilakukan jamasan atau pembersihan pada satu tahun sekali, tepatnya di bulan suro. Kemudian, diberi minyak agar pusaka tidak berkarat. Setelah itu, pusaka kami tempatkan di lemari kaca untuk terhindar dari debu,” pungkasnya. (Hammam)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul