FaktualNews.co

PKB & Gerindra Serius Berkoalisi, Daftar Bareng ke KPU 8 Agustus, Lalu Deklarasi

Nasional     Dibaca : 813 kali Penulis:
PKB & Gerindra Serius Berkoalisi, Daftar Bareng ke KPU 8 Agustus, Lalu Deklarasi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). Dalam pertemuan tersebut, Gerindra dan PKB bersepakat bekerja sama menyiapkan Pileg, Pilpres dan Pilkada di Pemilu 2024 mendatang.Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja

JAKARTA, FaktualNews.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengonfirmasi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra akan mendaftarkan diri sebagai peserta pemilihan umum (Pemilu) 2024 pada 8 Agustus mendatang.

Kebersamaan ini menjadi penanda seriusnya upaya koalisi kedua partai tersebut guna menyongsong Pemilu 2024.

“Kami sudah berkoordinasi dengan KPU mendaftar pada tanggal 8 bulan 8, itu hari yang baik dan membawa energi kemenangan. Kami bareng Gerindra,” ujar Sekretaris PKB, Muhammad Hasanuddin Wahid lewat pesan singkat, Selasa (2/8).

Adapun lima hari setelah pendaftaran di KPU, Partai Gerindra akan menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada 13 Agustus di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor. Forum tersebut rencananya juga menjadi tempat peresmian koalisi antara Partai Gerindra dan PKB.

“Ada agenda juga rencana deklarasi koalisi, sehingga pertemuan dengan pihak PKB kemarin itu juga sudah kesepakatan,” ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro menilai, Gerindra dan PKB semakin serius berkoalisi menuju 2024.

Ia memprediksi, keputusan resmi koalisi antarkeduanya akan terjadi sebelum perayaan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022 atau setelah Rapimnas Gerindra yang digelar pada 13 Agustus 2022.

“Tentu realitas politik ini semakin membuat dinamika koalisi yang cair, semakin mengerucut, setelah sebelumnya Golkar, PAN, dan PPP resmi menggagas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB),” kata Agung, dalam keterangannya, Selasa (2/8/2022).

Menurut Agung, konstelasi koalisi politik sementara ini menyisakan pertanyaan krusial selanjutnya. Bagaimana kabar poros Gondangdia yang digagas Nasdem, Demokrat, dan PKS. Atau, Apakah PDIP jadi bergabung ke KIB?

Namun, terlepas dari konstelasi peluang koalisi partai politik lain, Agung menilai, prospek Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang digagas Gerindra dan PKB lebih menarik dibandingkan dengan koalisi lainnya.

Karena, menurutnya, KIR akan lebih berani mengajukan nama Prabowo sebagai capres dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres.

Agung melihat, mengemukanya pasangan Prabowo-Cak Imin bisa menghadirkan tren presidensialisasi partai di tengah koalisi.

Di mana, ketua umum atau orang kuat di partai (veto player) sebagai pemilik tiket, maju menjadi kandidat capres-cawapres atau minimal menentukan kader pilihannya maju ke arena pilpres.

“Jika sudah demikian bagaimana nasib Anies, Ganjar dan capres pilihan publik lainnya yang bukan ketua umum atau orang kuat di partai?” terangnya.

Agung mengungkapkan, tarikan antara aspirasi publik dan kepentingan elite soal pasangan capres-cawapres, menghadirkan dinamika politik di level partai maupun koalisi.

Ini pula yang menjelaskan mengapa sampai sekarang baik PDIP, KIB, Poros Gondangdia mengulur waktu untuk menentukan capres-cawapresnya.

Padahal, nalar ini hanya tepat bagi PDIP yang memang sedari awal sudah memenuhi ambang batas pilpres (presidential threshold).

“Sehingga KIB maupun Poros Gondangdia perlu bergegas sebagaimana KIR agar tak kehilangan momentum atau sekedar jadi pelengkap koalisi, karena masih banyak pekerjaan rumah setelah nama capres-cawapres diumumkan,” paparnya.

Direktur Eksekutif TRUST Indonesia Consulting Azhari Ardinal menilai wacana koalisi antara Gerindra dan PKB bakal menjadi warna baru dalam konstelasi politik nasional.

Bahkan, menurutnya kerja sama dua partai tersebut, akan menjadi ikon baru kekuatan nasionalis-religius pada Pemilu 2024.

“Ini merupakan langkah cerdik dari Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto maupun Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, untuk menyatukan kekuatan nasionalis-religius dalam satu poros kerja sama politik,” kata Azhari, Ahad (31/7/2022).

Azhari menuturkan, bahwa dalam sejarah politik Indonesia terminologi nasionalis dan religius sering digunakan untuk menggambarkan dua identitas yang mewakili mayoritas rakyat Indonesia.

Pada masa lalu, misalnya, nasionalis sering digunakan untuk menggambarkan kaum abangan dan religius untuk menggambarkan kaum santri.

“Meskipun dewasa ini identitas tersebut tidak lagi mengemuka namun harus diakui pada dasarnya akar identitas politik rakyat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari dua kekuatan besar tersebut,” jelasnya.

Jika dilihat dari platform partai politik, lanjut Azhari, Gerindra bisa dikategorikan menjadi representasi nasionalis, sementara PKB berangkat dari nilai-nilai religius.

Azhari melanjutkan, jika Gerindra dan PKB bisa memformalkan kerja sama politik mereka dalam waktu dekat, mereka bisa menjadi dua kekuatan politik pertama yang menggabungkan kekuatan politik nasionalis-religius dalam satu koalisi politik.

“Bersatunya Gerindra-PKB bisa menjadi ikon baru, setelah selama ini banyak partai yang mengaku nasionalis-religius tapi sekadar klaim tanpa didukung dengan fakta sosiologis di lapangan,” bebernya.

Terkait dengan Piagam Deklarasi Koalisi yang digagas oleh Gerindra dan PKB, kata Azhari, juga merupakan suatu terobosan menarik. Karena piagam tersebut kata dia, merupakan sarana untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik terhadap partai politik.

Lebih lanjut Azhari menuturkan, bahwa melalui piagam deklarasi koalisi yang memuat butir-butir dasar kesepakatan kerja sama, merupakan upaya Gerindra dan PKB untuk mengembalikan trust publik kepada partai politik sebagai jembatan aspirasi rakyat dalam mempengaruhi arah kebijakan nasional.

“Harus diakui kian lama demokrasi kita semakin pragmatis sehingga rakyat tidak peduli dengan tawaran gagasan dan program dari partai politik, padahal hanya melalui gagasan dan program inilah ide tentang kesejahteraan rakyat bisa diwujudkan,” tutur Azhari.

Azhari juga menilai, kerja sama Gerindra dan PKB berpotensi membuat kejutan dalam Pemilu 2024. Apalagi dua partai ini sama-sama memiliki figur kuat pada diri masing-masing ketua umumnya.

Sosok Prabowo Subianto maupun Abdul Muhaimin Iskandar sangat potensial untuk dipasangkan sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden yang akan diusung Gerindra-PKB dalam Pemilu 2024.

“Kombinasi Pak Bowo dan Gus Muhaimin ini cukup lengkap. Mereka adalah kombinasi militer-sipil, tokoh senior-junior, sama-sama ketua umum partai yang mempunyai coat tail effect, dan nasionalis-santri. Kita tunggu saja keputusan Gerindra-PKB. Kalau benar-benar mengusung Pak Bowo-Gus Muhaimin, pasangan ini punya potensi besar,” terangnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Sumber
Republika.co.id